Bashar Al Assad Diambil Sumpah Menjadi Presiden Suriah, Masa Jabatan ke-4
Kompas dunia | 17 Juli 2021, 21:42 WIBDalam pidatonya hari Sabtu, dia menguraikan prioritas yang ingin dia capai.
“Selama lebih dari 10 tahun perang, keprihatinan kami banyak, dan didominasi oleh keamanan dan persatuan tanah air, tetapi hari ini sebagian besar adalah membebaskan bagian-bagian Tanah Air yang masih perlu, dan menghadapi dampak perang bagi ekonomi dan penghidupan masyarakat.”
Pasukan pemerintah menguasai dua pertiga negara, tetapi beberapa bagian utara tetap berada di luar kendali mereka.
Mantan afiliasi Al-Qaeda Suriah dan aliansi pemberontak masih menguasai benteng pemberontak di Idlib kawasan barat laut.
Pasukan pimpinan Kurdi menguasai sebagian besar wilayah timur setelah mengusir kelompok ISIS dari wilayah tersebut.
Baca Juga: Bashar al-Assad Kembali Terpilih Menjadi Presiden Suriah
Turki dengan proksinya di Suriah menguasai wilayah yang panjang di sepanjang perbatasan utara Suriah.
Assad mengucapkan sumpahnya saat negara itu menghadapi krisis ekonomi yang mengerikan.
Akibat pemberontakan yang disponsori oleh negara Barat dan kelompok garis keras Islam, kini lebih dari 80 persen penduduk hidup dalam kemiskinan, dan nilai pound Suriah jatuh terjun bebas terhadap dolar, menyebabkan inflasi yang meroket.
Dalam beberapa pekan terakhir, pemerintah menaikkan harga bensin, roti, gula, dan beras tanpa subsidi, sementara pemadaman listrik dapat berlangsung hingga 20 jam sehari di daerah-daerah yang dikendalikan pemerintah.
Secara nasional, 12,4 juta orang berjuang untuk mendapatkan makanan yang cukup setiap hari, kata Program Pangan Dunia WFP.
Pemerintah Suriah dari ibu kota Damaskus menyalahkan kesengsaraan ekonomi negara itu pada sanksi negara-negara Barat dan krisis yang semakin runyam dan dalam di negara tetangga Lebanon.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press/France24