Bashar Al Assad Diambil Sumpah Menjadi Presiden Suriah, Masa Jabatan ke-4
Kompas dunia | 17 Juli 2021, 21:42 WIBDAMASKUS, KOMPAS.TV - Presiden Suriah Bashar al-Assad dilantik pada hari Sabtu (17/7/2021) untuk masa jabatan keempat dan akan menjadi presiden selama tujuh tahun ke depan.
Pemilihan Assad dilakukan di Suriah yang porak-poranda karena pemberontakan, di mana dalam pemilu Assad meraup 95 persen suara pemilih, dalam pemilihan umum yang dianggap kontroversial dan tidak diakui negara-negara yang memusuhi Suriah seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Perancis, dan Italia.
Seperti dilansir Associated Press, Sabtu (17/07/2021), Assad dilantik berdasarkan konstitusi dan Alquran di hadapan lebih dari 600 tamu, termasuk menteri, pengusaha, akademisi dan jurnalis, kata penyelenggara pelantikan.
Dalam pidato pelantikannya, Assad mengatakan, "Pemilu telah membuktikan kekuatan legitimasi rakyat yang diberikan rakyat kepada negara."
Assad menegaskan, "Rakyat telah menjawab pernyataan pejabat Barat yang merendahkan legitimasi negara, konstitusi dan tanah air (kita)."
Dia lebih jauh meminta kepada pihak yang bertanggung jawab terhadap kekisruhan Suriah agar kembali ke pangkuan ibu pertiwi.
"Mari kita katakan kepada mereka, kamu dieksploitasi musuh negara kita untuk melawan rakyat sendiri, dan revolusi yang mereka iming-imingkan itu hanyalah ilusi belaka," tutur Assad.
Baca Juga: Serangan Artileri di Suriah Tewaskan 8 Orang, Mayoritas Anak-Anak, Diduga Dilakukan oleh Rusia
Pemungutan suara yang memperpanjang kekuasaan Assad adalah yang kedua sejak dimulainya perang saudara, yang sudah belangsung selama satu dekade dan telah menewaskan lebih dari 500.000 orang, membuat jutaan orang mengungsi dan menghancurkan infrastruktur negara.
Pada malam pemilihan 26 Mei, Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman dan Italia mengatakan jajak pendapat itu "tidak bebas ataupun adil", dan oposisi Suriah yang terpecah-pecah menyebut pemilu tersebut sebagai "lelucon".
Dengan slogan kampanyenya, "Harapan melalui kerja", Assad menempatkan dirinya sebagai satu-satunya arsitek yang layak untuk fase rekonstruksi untuk negara yang sarat masalah itu.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press/France24