> >

Sekeluarga di Malaysia Terinfeksi Covid-19, Padahal Sejak April di Rumah Saja

Kompas dunia | 14 Juli 2021, 23:52 WIB
Pekerja medis mengumpulkan sampel usap dari seorang wanita selama pengujian virus corona di pusat pengujian Covid-19 di Kajang, pinggiran Kuala Lumpur, Malaysia Sabtu (8/5/2021) ditengah lonjakan kasus. (Sumber: Kompas.com)

KUALA LUMPUR, KOMPAS.TV - Ini adalah kisah dari Malaysia tentang betapa mudahnya virus corona menular ke orang lain. Ibu Noriah Bakar dan keluarganya tinggal di Subang Jaya, Selangor, dan sebagian besar waktu mereka hanya menjalani isolasi mandiri di rumah sejak April tahun ini.

Straits Times, Rabu (14/07/2021) melaporkan, meskipun hampir sepanjang waktu mereka di rumah saja, wanita berusia 36 tahun itu mengatakan, suami dan dua putranya dites positif virus corona varian Delta minggu lalu, ketika Malaysia berjuang untuk menahan kebangkitan infeksi Covid-19 di negara itu.

“Kami tercengang-cengang karena sejak pertengahan April, suami saya hanya keluar satu kali untuk mengambil dokumen kerja, dan saya hanya keluar rumah dua kali sekitar tiga minggu yang lalu untuk membuat janji vaksinasi dan membeli roti,” tutur ibu rumah tangga itu dengan raut wajah heran kepada The Straits Times.

"Kami (selama ini) sangat bergantung pada layanan online untuk bahan makanan meskipun menghabiskan banyak uang, jadi kami tidak terpikir apa yang kami lakukan secara salah," tambahnya.

Kepala kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah memperingatkan pada hari Selasa, jumlah kasus baru dapat meningkat selama dua minggu ke depan karena varian Delta yang sangat menular, yang dapat dengan mudah ditularkan melalui udara, dan sudah terdeteksi di hampir setiap negara bagian.

Pertama kali diidentifikasi di India, virus corona varian Delta 55 persen lebih mudah menular daripada varian Alpha yang berasal dari Inggris dan 50 persen lebih mudah menular daripada varian pertama yang terdeteksi di Wuhan, Cina, merujuk pada data Organisasi Kesehatan Dunia WHO.

Baca Juga: 204 Nakes Terinfeksi Covid-19, Malaysia Tutup Pusat Vaksinasi di Selangor

Malaysia akan mulai berlakukan lockdown total pada Selasa (1/6/2021), selama dua pekan atau hingga 14 Juni mendatang. (Sumber: AP Photo/Vincent Thian)

Pakar medis mencatat virus corona varian Delta memiliki nilai R0 (R-naught) atau jumlah rata-rata infeksi baru yang dihasilkan oleh setiap kasus adalah lima hingga delapan kasus, sedangkan virus corona asli Wuhan memiliki nilai R0 atau jumlah penularan baru antara 2,2 hingga tiga kasus.

“Kemungkinan B.1.617.2 (Delta) akan menggantikan varian lain seperti yang terjadi di belahan dunia lain, dan itu menjadi perhatian besar,” jelas Profesor Awang Bulgiba Awang Mahmud, Ahli Epidemiologi Covid-19 pemerintah Ketua Gugus Tugas Analisis dan Strategi, mengatakan kepada The Straits Times.

Terlepas dari munculnya jenis baru, Dr Bulgiba mengatakan, kombinasi penularan masyarakat yang meluas, penyebaran melalui udara karena ventilasi yang buruk dan kepatuhan yang buruk terhadap protokol kesehatan karena kelelahan atas berlarutnya pandemi adalah salah satu alasan lonjakan kasus positif baru di seluruh Malaysia.

Malaysia sejauh ini mencatat 273 kasus kumulatif yang dikategorikan sebagai varian yang mengkhawatirkan, di mana 67 di antaranya adalah infeksi varian Delta.

Sementara itu, skrining Covid-19 telah melonjak lebih dari 30 persen. Antara 6 Juli dan 12 Juli, total 825.373 tes dilakukan, 200.728 lebih banyak dari antara 29 Juni dan 5 Juli.

Ahli epidemiologi dan biostatistik Kamarul Imran Musa, yang merupakan profesor di Universiti Sains Malaysia, mengatakan kepada Straits Times, "Lebih banyak tes mengarah ke lebih banyak kasus, lebih banyak penularan menyebabkan lebih banyak kasus. Jadi untuk lebih pasti, kita dapat melihat tingkat positifnya. Sedihnya, sejak seminggu terakhir, terlihat tren meningkat atas kasus positif baru, yang menunjukkan tingginya peningkatan penularan."

Beberapa negara bagian, seperti Selangor, mencatat tingkat positif melebihi 10 persen selama tujuh hari berturut-turut.

Baca Juga: Pfizer Kembangkan Dosis Ketiga Vaksin Covid-19 Untuk Lawan Varian Delta

Sejumlah tenaga kesehatan yang mengenakan Alat Pelindung Diri tengah menggotong sebuah peti berisi jenazah korban Covid-19 di kompleks pemakaman Nirvana, Semenyih, Malaysia, Rabu (26/5/2021). (Sumber: AP Photo/Vincent Thian)

Dalam upaya untuk menghadang penyebaran penyakit, beberapa negara bagian sekarang berada di bawah perintah kendali pergerakan yang diperketat, dimana penduduk tidak diizinkan meninggalkan rumah mereka kecuali untuk membeli barang-barang penting dan mengurus masalah medis, termasuk vaksinasi.

"Satu-satunya strategi pencegahan jangka panjang yang nyata adalah vaksinasi," kata Dr Bulgiba.

Dia mengatakan, vaksin Pfizer-BioNTech/Comirnaty dan AstraZeneca bekerja melawan varian Delta dan Beta setelah dua dosis, sementara satu dosis tidak menawarkan perlindungan yang optimal.

Pakar medis telah menyarankan cara bagi pemerintah untuk meningkatkan vaksinasi, termasuk dengan memotong interval antara dosis untuk vaksin AstraZeneca dari sembilan minggu menjadi empat minggu. Langkah lain adalah mencampur dosis vaksin yang berbeda pada vaksinasi Covid-19.

“Saya sangat menyarankan agar tingkat vaksinasi ditingkatkan terutama di daerah berisiko tinggi untuk memastikan semua orang yang memenuhi syarat dan yang rentan bisa mendapat vaksinasi secepat mungkin.

Tingkat vaksinasi Selangor sedang dikebut besar-besaran tetapi cakupan dua dosisnya masih tertinggal di belakang Sarawak," kata Dr Bulgiba.

"Meskipun dihadang tantangan logistik besar, tidak ada yang dapat menyangkal bahwa Sarawak melakukan pekerjaan yang cukup baik untuk memvaksinasi rakyatnya," tambahnya.

Berdasarkan situs Komite Khusus untuk Memastikan Akses ke Pasokan Vaksin Covid-19, total 50,2 persen populasi negara bagian telah menerima suntikan pertama mereka, sementara Selangor mencapai 24,1 persen.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas TV/Straits Times


TERBARU