Presiden Haiti Tewas Dibunuh dalam Serangan di Rumahnya, Istrinya Turut Terluka Tembak
Kompas dunia | 7 Juli 2021, 21:10 WIBBaca Juga: Kasus Penularan Covid-19 Melonjak Tajam, Korea Selatan Batal Longgarkan Pembatasan
Joseph mengatakan, pihaknya telah mengerahkan polisi untuk menjaga Istana Nasional dan komunitas kelas atas Pétionville dan akan mengirimkan personel ke daerah lain.
Kesengsaraan ekonomi, politik, dan sosial bertambah parah di Haiti baru-baru ini. Kekerasan geng melonjak tajam di Port-au-Prince. Inflasi juga ikut meningkat drastis.
Makanan serta bahan bakar menjadi barang langka. Seluruh masalah ini terjadi saat Haiti masih berusaha untuk pulih dari gempa mematikan pada 2010 dan Badai Matthew pada 2016.
Para pemimpin oposisi sempat menuduh Moïse berusaha memperkuat kekuasaannya, termasuk dengan menyepakati sebuah dekrit yang membatasi kekuasaan pengadilan untuk mengaudit kontrak-kontrak pemerintah.
Selain itu, Moïse juga menandatangani dekrit pendirian sebuah badan intelijen yang hanya bertanggung jawab kepada presiden.
Dalam beberapa bulan terakhir, para pemimpin oposisi menuntut dia mundur, dengan alasan bahwa masa jabatannya secara hukum berakhir pada Februari 2021.
Baca Juga: Amerika Serikat Dibayangi Risiko Corona Warga yang Tidak Divaksin
Moïse dan pendukungnya mengklaim bahwa masa jabatannya dimulai ketika dia menjabat pada awal 2017.
Saat itu, Haiti gagal menyelenggarakan pemilihan umum dan terpaksa menunjuk Jovenel Moïse sebagai presiden sementara selama jeda satu tahun.
Sebelumnya, Haiti berencana mengadakan pemilihan umum pada akhir tahun 2021.
Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV