Menkes Inggris yang Baru Yakin Bisa Cabut Lockdown pada 19 Juli
Kompas dunia | 29 Juni 2021, 21:17 WIBHancock dipaksa lengser di tengah desakan bahwa ia telah melanggar pembatasan sosial dengan mencium sang penasehat di kantornya.
Kritik yang beredar menyebut lengsernya Hancock sebagai contoh terbaru kronisme dan kemunafikan di jantung pemerintahan konservatif Perdana Menteri Boris Johnson. Hancock dituding telah beberapa kali tak melaksanakan aturan yang diterapkannya sendiri selama pandemi.
Kendati jumlah pasien dan mereka yang sekarat di rumah sakit terus meningkat selama beberapa pekan terakhir, jumlahnya peningkatannya tak sama dengan lonjakan penularan. Sebagian besar penularan terjadi di kalangan kaum muda.
Pada Senin (28/6/2021), tiga kasus kematian akibat virus dilaporkan terjadi, hingga jumlah total angka kematian menjadi 128.102 jiwa.
Baca Juga: Tanpa Vaksinasi, Warga Asal Inggris yang Bepergian ke Portugal Wajib Jalani Hal Ini
Para ahli virus dan pejabat Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) mendesak pemerintah agar tak mempercepat tanggal pencabutan pembatasan.
Dalihnya, mereka masih butuh waktu untuk memvaksinasi sebanyak mungkin orang di tengah cepatnya penyebaran varian Delta yang pertama kali terdeteksi di India.
“Sangat penting kami mencapai tingkat vaksinasi setinggi yang kami bisa sebelum pelonggaran pembatasan diberlakukan, yang tentu tidak akan meredam wabah,” kata Peter Openshaw, profesor pengobatan eksperimental di Imperial College London seperti dikutip dari Sky News.
Percepatan vaksinasi di Inggris telah menuai pujian dari kalangan luas. Hingga Senin (28/6/2021), sekitar dua per tiga populasi Inggris telah menerima setidaknya satu dosis vaksinasi, dan hampir 50 persen telah mendapat vaksinasi lengkap.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV