Rusia Mencak-mencak Bantah Personel Militernya Terlibat Pembunuhan dan Penjarahan di Afrika
Kompas dunia | 29 Juni 2021, 07:15 WIBPresiden Republik Afrika Tengah (CAR) yang didukung oleh Rusia, Faustin Archange Touadera, kembali memenangkan masa jabatan kedua dalam pemilihan pada Desember lalu.
Namun, ia terus menghadapi gejolak perlawanan dari sejumlah kelompok pemberontak yang terkait dengan mantan Presiden Francois Bozize.
Atas undangan pemerintah CAR, Rusia telah mengerahkan para penasihat militernya untuk melatih militer negara itu.
Pekan lalu, AS, Inggris dan Prancis menuduh personel militer Rusia di CAR telah melakukan pelanggaran HAM terhadap warga sipil dan menghalangi tugas para penjaga perdamaian PBB. Rusia dengan marah membantah tudingan itu.
Baca Juga: Sepak Terjang Indonesia Jadi Presiden Dewan Keamanan PBB
Negara-negara yang menjadi kekuatan Barat mengaitkan personel militer Rusia di CAR dengan Grup Wagner yang terkenal kejam.
Kelompok ini merupakan perusahaan keamanan swasta yang diduga terkait dengan Yevgeny Prigozhin, seorang pengusaha yang telah didakwa di AS atas tuduhan ikut campur dalam pemilihan presiden AS tahun 2016.
Sejumlah perusahaan yang terkait dengan Prigozhin juga dilaporkan telah mendapatkan kontrak penambangan yang menguntungkan di CAR.
Pada tahun 2018, tiga jurnalis Rusia tewas terbunuh di CAR saat menyelidiki aktivitas Wagner di sana dan tak ada seorang pun tersangka yang ditemukan.
Prigozhin dijuluki “koki Putin” karena menjamu Presiden Rusia Vladimir Putin dan para tamu asingnya di restoran miliknya dan melayani katering acara-acara penting di Kremlin.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV