Menteri Kesehatan Inggris Mundur Usai Ketahuan Berselingkuh
Kompas dunia | 27 Juni 2021, 08:11 WIBLONDON, KOMPAS.TV — Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengundurkan diri pada Sabtu (26/06/2021) waktu London, satu hari setelah meminta maaf karena melanggar aturan jarak sosial dengan seorang asisten yang diduga berselingkuh dengannya.
Seperti dilansir Associated Press, Minggu (27/06/2021), Hancock berada di bawah tekanan yang semakin besar sejak tabloid Sun menerbitkan gambar yang memperlihatkan dirinya dan pembantu senior Gina Coladangelo berciuman mesra di sebuah kantor di Departemen Kesehatan.
The Sun mengatakan gambar CCTV itu diambil pada 6 Mei atau 11 hari sebelum aturan lockdown dilonggarkan untuk memungkinkan pelukan dan kontak fisik lainnya dengan orang di luar rumah sendiri.
Dalam surat pengunduran diri kepada Perdana Menteri Boris Johnson, Hancock mengatakan pemerintah berhutang untuk jujur kepada orang-orang yang telah berkorban begitu banyak dalam pandemi ini namun kita mengecewakan mereka.
“Dan kita yang membuat aturan ini harus mematuhinya dan itulah mengapa saya harus mengundurkan diri,” tulisnya.
Sajid Javid, Menteri Keuangan Inggris pemerintahan Johnson sebelum mengundurkan diri pada Februari 2020, akan menggantikan Hancock sebagai menteri kesehatan. Javid juga menjadi menteri dalam negeri di pemerintahan Perdana Menteri Theresa May saat itu.
Johnson mengatakan dia menyesal menerima pengunduran diri Hancock dan dia harus meninggalkan kantor sangat bangga dengan apa yang telah dicapainya. Tidak hanya dalam mengatasi pandemi, tetapi bahkan sebelum Covid-19 menyerang.
Johnson sebelumnya menyatakan kepercayaan pada Hancock meskipun ada desakan luas untuk memecatnya.
Baca Juga: Deputi Menlu Rusia Sarankan Inggris Ganti Nama HMS Defender jadi HMS Aggressor
“Benar Matt Hancock mengundurkan diri. Tapi mengapa Boris Johnson tidak punya nyali untuk memecatnya dan mengapa dia mengatakan masalah itu sudah selesai?” ujar Jonathan Ashworth, juru bicara kesehatan untuk oposisi Partai Buruh.
Beberapa anggota parlemen dari kubu Konservatif yang memerintah juga meminta Hancock untuk berhenti karena dia tidak mempraktikkan apa yang telah dia khotbahkan selama pandemi.
"Hal terakhir yang saya inginkan adalah kehidupan pribadi saya mengalihkan perhatian dari fokus tunggal yang membawa kita keluar dari krisis ini," kata Hancock, yang sudah menikah, dalam surat pengunduran dirinya.
"Saya ingin mengulangi permintaan maaf saya karena melanggar pedoman, dan meminta maaf kepada keluarga saya dan orang-orang terkasih karena membuat mereka harus melalui semua ini," kata Hancock seraya menambahkan, “Saya juga perlu (untuk) bersama anak-anak saya saat ini.”
Hancock, 42 tahun, adalah yang terbaru dari serangkaian pejabat Inggris yang dituding melanggar pembatasan yang mereka terapkan pada masyarakat untuk menghadang penyebaran virus corona.
Pemerintah Inggris juga menghadapi pertanyaan tentang alasan Hancock mempekerjakan Coladangelo, seorang teman kuliah yang dipekerjakan ke departemennya tahun lalu.
Dia awalnya bekerja sebagai penasihat yang tidak dibayar dan tahun ini menjadi direktur non-eksekutif di Departemen Kesehatan, peran yang digaji hanya sekitar 15.000 pound atau 21.000 dollar setahun.
Baca Juga: Seorang Kakek di Inggris 10 Bulan Positif Covid-19 dan Sembuh
Pemerintah Konservatif Johnson telah dicap sebagai "chumocracy" oleh para kritikus karena mempekerjakan penasihat dan kontraktor khusus dari luar pegawai negeri sipil tanpa tingkat pengawasan yang lama.
Departemen yang Hancock pimpin juga dituduh mengabaikan aturan pengadaan karena dianggap memberikan kontrak yang menguntungkan untuk peralatan pelindung dan kebutuhan medis lainnya, seringkali dengan kontak pribadi.
Hancock mengatakan dia didorong oleh kebutuhan sangat mendesak untuk mengamankan pasokan penting dengan cepat pada puncak pandemi.
Hancock menghadapi tekanan selama berminggu-minggu sejak mantan pembantu utama perdana menteri, Dominic Cummings, menuduhnya merusak respons pemerintah terhadap pandemi.
Cummings, yang sekarang menjadi kritikus sengit terhadap pemerintah Inggris yang pernah dia layani, mengatakan kepada anggota parlemen bulan lalu bahwa Hancock “seharusnya dipecat” karena dugaan kebohongan dan kesalahan.
Dia juga membocorkan pesan WhatsApp di mana PM Boris Johnson mencap Hancock "benar-benar tanpa harapan."
Cummings sendiri dituduh melanggar aturan dan merusak pesan pemerintah "tinggal di rumah" ketika dia berkendara sejauh 400 kilometer melintasi Inggris ke rumah orang tuanya selama lockdown musim semi tahun 2020.
Johnson menolak tekanan untuk memecat Cummings, tetapi Cummings meninggalkan pekerjaannya pada November tahun lalu di tengah pergulatan kekuasaan di kantor perdana menteri.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV