> >

Petani Palestina Harus Cabuti Mahkota Tomat Jika Ingin Ekspor ke Tepi Barat dan Negara-negara Arab

Kompas dunia | 24 Juni 2021, 08:06 WIB
Seorang pekerja tampak memeriksa tomat-tomat di pabrik pengolahan pasta tomat di kamp pengungsi di utara Jalur Gaza. (Sumber: AFP/File)

Ketiga perlintasan ini diduduki oleh tentara Israel dan dipergunakan untuk jalur perdagangan.

Sebanyak 110 ton sayur-mayur dan buah-buahan diizinkan melintasi Jalur Gaza menuju Tepi Barat pada Rabu (23/6/2021), yang telah diblokade Israel selama 43 hari belakangan.

Sebelumnya, Israel memutus rantai pengiriman tomat dari Palestina ke pasaran di Tepi Barat dan negara-negara Arab dengan alasan “penggunaan pestisida yang tidak tepat”.

Baca Juga: Bos Intelijen Mesir Tiba di Gaza Palestina Berupaya Bangun Gencatan Senjata Jangka Panjang

Para petani Palestina di Gaza bergantung secara finansial pada pengiriman hasil panen mereka, seperti strawberi, bunga, tomat dan cherry ke pasar warga Palestina dan Arab.

Sejak Mei lalu saat perang antara Israel dan Palestina berkecamuk hingga Israel menutup perbatasannya, para petani Palestina ini telah mengalami kerugian lebih dari USD 16 juta, atau sekitar Rp231 miliar.

Menurut Kamar Dagang Distrik Gaza, sejak Mei lalu, Israel telah memblokir hampir 6.500 truk pengangkut minyak, ban, suku cadang mobil dan barang-barang lainnya, memasuki Gaza. Sementara, sekitar 300 truk pengangkut sayur-sayuran, pakaian dan furnitur ditolak keluar dari Jalur Gaza.

Rakyat Palestina di Jalur Gaza, menderita kekurangan barang-barang penting untuk kontruksi bangunan, keperluan medis dan barang-barang hasil pabrik.

Penulis : Vyara Lestari Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU