> >

Justin Trudeau Ingin Vatikan Minta Maaf atas Penemuan 215 Jasad Anak-Anak Suku Asli Kanada

Kompas dunia | 5 Juni 2021, 16:45 WIB
Perdana Menteri Justin Trudeau meminta Vatikan meminta maaf atas penemuan 215 jasad anak-anak suku asli di sekolah yang didanai gereja. (Sumber: Adrian Wyld/The Canadian Press via AP)

OTTAWA, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau meminta Vatikan untuk meminta maaf setelah ditemukan 215 jasad anak-anak suku asli di sebuah sekolah kuno.

Suku asli Kanada merupakan kelompok masyarakat adat Indian yang disebut sebagai First Nation. Secara terminologi, mereka diklasifikasikan berbeda dari Inuit yang keturunan Eskimo dan Metis, masyarakat adat yang secara garis keturunan sudah bercampur dengan orang Eropa, terutama Perancis.

Berdasarkan data Assembly of First Nations (AFN), organisasi yang mengadvokasi hak-hak warga First Nation, terdapat lebih dari 900 ribu orang dan 634 komunitas First Nation di seluruh Kanada. 

Sekitar setengah dari masyarakat First Nation tersebar di provinsi Ontario dan British Columbia. Pada masanya, mereka menempati dataran tinggi yang banyak pepohonan dan, terutama, lingkar Akrtik di daerah selatan.

Trudeau mengungkapkan pada Jumat (4/6/2021), Paus Fransiskus harus menyatukan permintaan maafnya.

Pasalnya, penemuan jasad tersebut ditemukan di Sekolah Residensian Kamloops di Bristish Columbia, yang didanai oleh Gereja Katolik.

“Sebagai umat Katolik, saya kecewa dengan posisi yang diambil Gereja Katolik dan tahun-tahun yang lalu,” tuturnya dikutip dari Daily Mail.

Baca Juga: 215 Jasad Anak-Anak Suku Asli Kanada Ditemukan, Trudeau Minta Penghormatan Bendera Setengah Tiang

“Ketika mendatangi Vatikan beberapa tahun lalu, saya meminta yang mulia, Paus Fransiskus, bergerak maju dan meminta maaf, atau meminta dimaafkan, dan kami masih melihat perlawanan dari gereja, mungkin dari gereja Kanada,” tambahnya.

Trudeau pun mengatakan saat ini ia tak memperlihatkan kepemimpinan dari Paus yang seharusnya menjadi inti dari keyakinan, tanggung jawab, dan mengakui kebenaran.

Trudeau menambahkan bahwa Pemerintah Kanada memiliki alat yang dapat digunakan jika gereja tak merilis dokuman yang merinci tentang pelecehan di sekolah dan kapan.

Meski begitu, Trudeau tak berkomentar lebih lanjut atas masalah tersebut.

Baca Juga: Bocah Ini Dituduh Mencuri dan Sang Ayah Beri Hukuman Keji: Badan Dilumuri Madu agar Disengat Lebah

Sejak abad ke-19 hingga 1970-an, lebih dari 150.000 anak-anak suku asli di Kanada dipaksa memasuki sekolah yang didanai gereja untuk mengasimilasi mereka dengan masyarakat Kanada.

Ketika itu, mereka dipisahkan dari orang tua dan mengalami kekerasan.

Pemerintah Kanada mengakui adanya kekerasan fisik dan seksual yang terjadi di sekolah tersebut.

Mereka kadang dipukuli karena berbicara dengan bahasa asing.

Trudeau pun menegaskan umat Katolik seluruh dunia harus mencapai para uskup dan kardinal atas masalah ini.

Baca Juga: Jasad 215 Anak-anak Ditemukan di Sekolah Kuno Tempat Asimilasi Paksa Warga Suku Asli di Kanada

“Kami berharap gereja mau maju dan bertanggung jawab atas peranan mereka dalam kasus ini dan hadir untuk menolong semua yang berduka dan memulihkannya,” tuturnya.

“Itu adalah sesuatu yang seharusnya dilakukan oleh gereja dan yang lainnya. Itu yang masih kita tunggu dari Gereja Katolik,” lanjut Trudeau.

Juru bicara Vatikan hingga saat ini belum merespon setelah diminta komentarnya terkait permintaan maaf yang dilakukan Paus.

Meski begitu, Keusukupan Vancouver telah mengungkapkan permintaan maafnya, Rabu (2/6/2021).

Penulis : Haryo Jati Editor : Eddward-S-Kennedy

Sumber : Kompas TV


TERBARU