PBB Laporkan Penyiksaan Kejam Pada Tahanan Politik Kashmir di India
Kompas dunia | 3 Juni 2021, 18:43 WIBKASHMIR, KOMPAS.TV - Pihak PBB melaporkan adanya penyiksaan pada tahanan politikus pro-India di Kashmir oleh pihak berwenang India.
Bahkan penyiksaan tersebut termasuk dipukuli dan digantung terbalik
Mereka menyatakan keprihatinannya atas langkah-langkah represif dan pola pelanggaran sistematis hak-hak dasar yang lebih luas di Kashmir oleh pihak India.
Mereka pun meminta pemerintah India untuk menanggapi tuduhan pelanggaran hak di wilayah yang telah disengketakan tersebut.
Baca Juga: Sebuah Sinkhole Raksasa Muncul di Meksiko, Hampir Menelan Rumah Warga
Pada surat kepada Pemerintah India yang dikirimkan di akhir Maret dan dipublikasikan, Senin (31/5/2021), lima ahli PBB meminta India merespon tiga tuduhan.
Ketiga tuduhan tersebut atas penghilangan secara paksa Naseer Ahmad Wani dari Distrik Selatan Kashmir, Shopian, pembunuhan di luar hukum terhadap Irafan Ahmad Dar di Kashmir Utara.
Selain itu juga penahanan sewenang-wenang terhadap pemimpin Pro- India Waheed-Ur-Rehman Para dari Pulwama.
Baca Juga: Aksinya Menyiksa Anjing Terekam Kamera, Pria di India Ditangkap Polisi
Pada surat tersebut, Rehman Para yang merupakan pemimpin pemuda dari Partai Rakyat Demokratik (PDP), salah satu partai politik pro-India ditangkap saat menjalani pertemuan virtual dengan anggota Dewan Keamanan PBB, Juli lalu.
Ketika itu, ia mengutuk pelanggaran Hak Asasi Manusia di daerah pemerintahan India di Kashmir.
Rehman Para ditangkap November lalu oleh Badan Investigasi Nasional India (NIA) atas tuduhan terorisme.
Baca Juga: Waduh, Dua Pria Ini Boncengi Ular Piton Besar Seberat 200 Kg Naik Motor
Pada surat itu, Rehman Para dituduh menjadi korban dari penganiayaan dan interogasi kasar yang berlangsung 10 hingga 12 jam sehari.
“Ia ditahan di penjara bawah tanah dengan suhu di bawah titik beku, dilarang tidur, ditendang, ditampar, dipukul dengan tongkat, ditelanjangi dan digantung terbalik,” bunyi surat tersebut dikutip dari Al-Jazeera.
“Para diperiksa oleh dokter pemerintah tiga kali dan tiga kali oleh psikiater. Ia meminta pengobatan untuk insomnia dan kecemasa,” tambahnya.
Kashmir saat ini terbelah antara India dan Pakistan, yang menguasai sebagian dari wilayah Pegunungan Himalaya tersebut meski kedua negara mengklaim memiliki keseluruhannya.
Penulis : Haryo Jati Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV