Jepang Perluas Keadaan Darurat, Setujui Dua Vaksin Tambahan
Kompas dunia | 21 Mei 2021, 17:33 WIBTOKYO, KOMPAS.TV - Jepang memperluas keadaan darurat virus corona, hanya beberapa jam setelah menyetujui penggunaan dua vaksin tambahan dalam upaya menahan lonjakan infeksi Covid-19, Jumat (21/5/2021).
Keadaan Jepang sembilan minggu menjelang pembukaan Olimpiade Tokyo kini cukup mengkhawatirkan.
Meskipun tidak memberlakukan lockdown, tetapi keadaan darurat memungkinkan gubernur prefektur untuk mempersingkat jam buka toko dan tempat umum lainnya.
Wilayah darurat kini bertambah.
Dari sebelumnya yang hanya mencakup Osaka dan Tokyo, kini menambahkan Okinawa sebagai kota yang temasuk dalam keadaan darurat.
Selain itu, hari ini Jepang juga menyetujui produksi dan penggunaan vaksin Moderna dan AstraZeneca.
Menteri Kesehatan Jepang, Norihisa Tamura mengatakan, kedua vaksin itu akan membantu mempercepat program vaksinasi.
Baca Juga: Khawatir Varian Baru Covid-19, Jepang Larang Masuk Turis Asing dari India, Nepal, dan Pakistan
Hingga kini, Jepang telah memberikan satu atau lebih dosis vaksin kepada sekitar 5 juta orang.
Jumlah tersebut setara 4% dari populasi Jepang dengan menggunakan suntikan Pfizer yang disetujui pada bulan Februari lalu.
Peluncuran vaksin yang lebih cepat dipandang sebagai kunci kemampuan Jepang untuk menahan penyebaran virus corona yang semakin memburuk.
Jumlah pasien Covid-19 dalam kondisi serius mencapai rekor tertinggi minggu ini.
Ketika pemerintah mendorong untuk menjadi tuan rumah Olimpiade pada bulan Juli, pengendalian virus sangat penting untuk menangkal kekhawatiran publik yang meningkat tentang keamanan acara tersebut.
Baca Juga: Ramadan di Tengah Pandemi, Warga Muslim di Mihara Jepang Ibadah di Masjid dengan Prokes Ketat
Jajak pendapat baru-baru ini menemukan bahwa lebih dari 80% warga Jepang menentang negara mereka menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas.
Seperti dikutip dari The Associated Press, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga berjanji untuk menyelesaikan vaksinasi sekitar 36 juta populasi lansia negara itu pada akhir Juli, saat Olimpiade akan diadakan.
Namun, survei pemerintah terhadap 1.741 kota yang dirilis minggu lalu menemukan sekitar 15% kota tidak akan dapat memenuhi tenggat waktu.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV