Afrika Selatan Akan Larang Penangkaran Singa untuk Perburuan dan Hiburan
Kompas dunia | 3 Mei 2021, 11:16 WIBCAPE TOWN, KOMPAS.TV - Afrika Selatan merencanakan pelarangan penangkaran singa untuk perburuan dan juga hiburan, yang membuat turis bisa membelai mereka.
Rencana ini dilakukan berdasarkan hasil penelitian dari sebuah panel selama dua tahun terkait praktik kontroversial penangkaran dari singa yang ditangkap.
Berdasarkan penelitian tersebut diketahui bahwa praktik itu mengancam usaha konservasi dan melukai hewan.
Baca Juga: Ulama Kongo Syekh Ali Amini, Tewas Ditembak saat Salat di Masjid
Pemerintah Afrika Selatan mendukung dan menerima rekomendasi dari panel tersebut, meski diyakini bakal memicu amarah dari pelaku industri perburuan.
“Berdasarkan laporan mayoritas, berkenaan dengan penangkaran singa, dikatakan kita harus menghentikan dan membalikkan domestikasi singa melalui penangkaran dan pemeliharaan,” ujar Menteri Lingkungan, Barbara Creecy dikutip dari BBC, Senin (3/5/2021).
“Kami tidak ingin adanya penangkaran, penangkaran untuk berburu, penangkaran pemeliharaan, yang dilakukan kepada singa dan turunannya,” lanjut Creecy.
Baca Juga: Mengejutkan, Ikan Jatuh dari Langit dan Menabrak Truk di Jalan Raya
Meski begitu, ia menegaskan regulasi perburuan singa yang dibesarkan di alam liar akan kembali diizinkan.
Creecy mengungkapkan hal itu memberikan sumber pendapatan pariwisata yang menguntungkan.
Baca Juga: Kecelakaan Aneh, Kura-Kura Tabrak Kaca Depan Mobil di Jalan Raya dan Hantam Kepala Penumpangnya
Selain singa, panel tersebut meninjau ulang kebijakan dan regulasi terhadap macan tutul, badak dan gajah.
Terkait cula badak dan gading gajah, panel tersebut merekomendasikan negosiasi dengan negara di selatan Afrika lainnya, sebelum bisa menentukan akan dibuang atau tidak.
Diperkirakan 8.000 singa saat ini berada di penangkaran di Afrika Selatan, sedangkan yang di alam bebas hanya ada 3.500 ekor.
Baca Juga: Ribuan Burung Kakatua Penuhi Kota, Warga di Australia Ketakutan
Penangkaran dimaksudkan agar bisa menolong hewan liar dalam bekermbang biak.
Namun, pengkritik menilai penangkaran itu sebagai sebuah eksploitasi dan tindakan kejam.
Sedangkan Yayasan Perlindungan Dunia Satwa Global menegaskan rencana itu sebagai kemenangan untuk kehidupan liar.
Penulis : Haryo Jati Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV