Junta Militer Myanmar Serang Dua Suku Minoritas Kachin dan Karen Lewat Udara
Kompas dunia | 29 April 2021, 04:00 WIBBANGKOK, KOMPAS.TV - Pasukan pemerintah Myanmar melancarkan serangan udara terhadap gerilyawan etnis minoritas di dua wilayah negara itu pada Rabu, (28/04/2021). Demikian laporan media setempat seperti dilansir Associated Press.
Pertempuran berkecamuk terjadi setiap hari di Myanmar utara, wilayah yang dikuasai oleh Organisasi Kemerdekaan Kachin yang mewakili minoritas Kachin, dan di timur oleh Persatuan Nasional Karen, mewakili suku minotiras Karen.
Kedua kelompok itu bersekutu dengan gerakan rakyat yang menentang junta militer yang merebut kekuasaan di negara itu pada Februari setelah menggulingkan pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi.
Umumnya, unjuk rasa tanpa kekerasan melawan kekuasaan militer terus berlanjut di banyak kota besar dan kecil, meskipun pasukan keamanan menggunakan kekuatan mematikan untuk menghentikan mereka.
Suku Kachin dan suku Karen telah berjuang selama beberapa dekade untuk otonomi yang lebih besar dari pemerintah pusat.
Mereka bahkan memiliki unit militer sendiri dengan bersenjata lengkap dan terlatih, yang membantu gerakan protes untuk melawan kekuatan bersenjata pemerintah.
Baca Juga: Gerilyawan Suku Karen Rebut Pos Militer Myanmar di Perbatasan Thailand
Kolonel Naw Bu, juru bicara Kachin, mengatakan pertempuran melawan pasukan junta diintensifkan Rabu, (28/4/2021) seperti dilaporkan 74 Media, sebuah layanan berita online di negara bagian Kachin.
Laporan itu mengutip pernyataan Naw Bu, bahwa sejak Selasa junta militer Myanmar menggunakan artileri berat dan jet tempur untuk menyerang posisi Kachin di kaki gunung Alaw Bum.
Posisi itu adalah pos terdepan pemerintah tetapi direbut oleh Kachin pada 25 Maret 2021.
Naw Bu mengatakan pertempuran sengit berlanjut di daerah itu selama lima hari, menyebabkan sebagian besar warga sipil mengungsi.
Menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB, bentrokan antara kedua belah pihak meningkat sejak pertengahan Maret, dengan hampir 50 konfrontasi bersenjata. Dikatakan, kedua belah pihak bertempur menggunakan serangan mortir.
Rincian pertempuran di wilayah Kachin dan Karen belum dapat diverifikasi secara independen.
Di Myanmar timur, pesawat pemerintah terus melakukan serangan udara di negara bagian Karen pada Rabu, menurut kelompok bantuan yang aktif di daerah itu.
Ini terjadi sehari setelah gerilyawan Karen menyerbu pangkalan militer di tepi sungai Salween yang memisahkan Myanmar dan Thailand.
Baca Juga: Kelompok Anti Kudeta Myanmar Kecam Konsensus KTT Darurat ASEAN
Baik Jaringan Dukungan Perdamaian Karen dan Penjaga Burma Bebas mengonfirmasi total enam serangan udara yang melibatkan jet dan helikopter.
Mereka menyatakan tidak ada korban yang diketahui, tetapi Jaringan Dukungan Perdamaian mengatakan sekitar 300 penduduk desa melarikan diri melintasi perbatasan.
Ada juga serangan udara pada hari Selasa hanya beberapa jam setelah suku Karen merebut pangkalan tepi sungai.
Gelombang serangan udara terbaru meningkatkan kekhawatiran bahwa lebih banyak penduduk desa akan meninggalkan rumah mereka di daerah yang rentan, dengan kemungkinan banyak yang mencoba menyeberang ke Thailand.
Pertempuran antara Karen dan militer Myanmar semakin intens sejak Februari.
Jet Myanmar telah membom dan memberondong desa-desa Karen sejak 27 Maret, dan tentaranya telah mengerahkan batalyon baru ke daerah itu dalam kemungkinan persiapan untuk serangan skala besar.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV