> >

Joe Biden akan Akui Genosida Armenia oleh Kesultanan Ottoman, Hubungan dengan Turki Bakal Memburuk

Kompas dunia | 23 April 2021, 10:59 WIB
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden. (Sumber: AP Photo/Andrew Harnik)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden akan mengakui adanya genosida terhadap rakyat Armenia yang dilakukan oleh Kesultanan Ottoman di Perang Dunia I.

Biden dikabarkan bakal mengumumkan negaranya mengakui adanya genosida terhadap rakyat Armenia tersebut pada pekan ini.

Seperti dikutip dari CNN, pengakuan Biden itu memenuhi janji kampanye untuk menggunakan kata tersebut sebagai presiden untuk menggambarkan pembunuhan massal.

Baca Juga: Ramadan Tahun Ini, Muslim Turki Diminta Berbuka Puasa dan Salat Tarawih di Rumah

Sebelumnya sejumlah presiden pendahulu Biden menghentikan memakai kata tersebut.

Menurut sumber dari Gedung Putih, Biden berencana mengumumkannya sebagai bagian dari pernyataan resmi pada Sabtu (24/4/2021).

Sebelumnya kelompok bipartisan yang terdiri dari 100 anggota parlemen menandatangani surat kepada Biden untuk menjadi Presiden AS pertama yang mengakui adanya kejahatan perang di Perang Dunia I, Rabu (21/4/2021).

Baca Juga: Erdogan Minta Rusia dan Ukraina Berdamai, Akui Siap Berikan Bantuan

Perwakilan Demokrat, Adam Schiff dari California mempelopori surat tersebut.

“Keheningan yang memalukan dari Pemerintah AS tentang fakta sejarah genosida Armenia telah berlangsung terlalu lama, dan itu harus diakhiri,” tulis para nggota parlemen dilansir dari NBC.

Baca Juga: Rusia Tarik Sebagian Pasukannya dari Perbatasan Ukraina, Upaya Redakan Ketegangan?

“Kami mendorong Anda untuk menindaklanjuti komitmen Anda, dan mengungkapkan kebenaran,” tambahnya.

Menanggapi hal itu, Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu memastikan hubungan kedua negara akan memanas jika Biden mengakui genosida rakyat Armenia.

Baca Juga: Majelis Rendah Parlemen Inggris Umumkan Genosida Terjadi Pada Muslim Uighur di China

Cavusoglu mengatakan AS perlu untuk menghormati hukum internasional.

“Pernyataan yang tak memiliki ikatan hukum tak akan bermanfaat, tetapi akan merusak hubungan,” ujarnya.

“Jika Amerika Serikat ingin memperburuk hubungan, keputusan ada di tangan mereka,” tambahnya.

Baca Juga: Biden: Semoga Putusan Kasus Pembunuhan George Floyd Adalah Keputusan Yang Tepat

Genosida Armenia disebut merupakan pembunuhan massa sistematik dan pembersihan etnis Armenia yang diperkirakan berjumlah satu juta orang oleh Kesultanan Ottoman pada Perang Dunia I, yang terjadi antara 1915 hingga 1917.

Paramiliter Ottoman melakukan kekerasan  saat menginvasi wilayah Rusia dan Persia.

Genosida terjadi setelah kekalahan Ottoman pada Peperangan Sarikamish, yang diyakini karena pengkhianatan Armenia.

Namun sumber dari Asosiasi Mahasiswa Turki di Universitas Stanford di situs web.stanford.edu, menyebutkan kekerasan pada PD I itu terjadi saat Armenia membentuk milisi untuk membantu pasukan Rusia masuk ke Anatolia.

Kala pasukan Ottoman pada 15 April 1915, menarik pasukannya dari timur dan Armenia, mereka merelokasi  warga Armenia. 

Saat relokasi inilah  warga Armenia mengalami penderitaan kala diangkut ke provinsi kekaisaran Suriah. Disebut mereka banyak diserang oleh kelompok lokal, geng sampai menderita kelaparan dan terkena epidemi. 

Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU