> >

Bangun Teleskop Radio Raksasa SKA, Australia Masuk Barisan Terdepan Dalam Penelitian

Kompas dunia | 19 April 2021, 23:45 WIB
Teleskop radio Australian Square Kilometre Array Pathfinder (ASKAP) yang dikembangkan dan dioperasikan lembaga sains CSIRO (Sumber: Dok. CSIRO)

MURCHISON, KOMPAS.TV - Austraia dikabarkan tengah merencanakan pembangunan teleskop radio raksasa di dunia, Square Kilometer Array (SKA).

Proyek yang menelan biaya investasi senilai 387 juta dollar Australia (Rp 4,36 triliun) itu rencananya akan dibangun di wilayah Murchison di Negara Bagian Australia Barat.

Perdana Menteri Australia, Scott Morrison menyebut teleskop radio SKA akan menempatkan negara itu berada di barisan terdepan dalam penelitian ilmu pengetahuan dan teknologi.

Baca Juga: Kementerian Luar Negeri Buka Suara Soal Kunjungan Pimpinan Junta Militer Myanmar ke Jakarta

Marrison berharap, teleskop radio SKA dapat membantu para ilmuan untuk lebih banyak melakukan penemuan yang melampaui bayangan saat ini.

"Baik itu pemahaman yang lebih mendalam mengenai asal-usul dan masa depan bintang dan galaksi, hingga bagaimana gravitasi bekerja di seluruh alam semesta," ujar Morrison dikutip dari Xinhua.

Dalam rancangannya, teleskop radio ini memiliki jaringan antena yang luas dan dapat memantulkan gelombang radio ke receiver, sehingga dapat menerima gelombang radio dari luar angkasa.

Baca Juga: Polwan di AS Sewa Pembunuh Bayaran untuk Menghabisi Mantan Suami dan Putri Kekasihnya

Bermodal gelombang tersebut, maka para astronom dapat mempelajari tentang komposisi dan pergerakan planet, komet, awan gas raksasa, bintang dan galaksi.

Selain teleskop radio raksasa, dalam proyek ini Australia juga tengah menyiapkan sebuah pusat komputasi super yang akan berbasis di Perth, ibu kota Australia Barat,

Tujuannya tidak lain untuk memproses jumlah data yang belum pernah ada sebelumnya, yang akan dihasilkan dari teleskop radio tersebut.

Baca Juga: Joe Biden Larang Perbankan AS Beli Surat Utang Rusia

Perlu diketahui bahwa SKA merupakan kolaborasi dari 16 negara yang meliputi Australia, Kanada, China, Perancis, Jerman, India, Italia, Jepang, Korea Selatan, Belanda, Portugal, Afrika Selatan, Spanyol, Swedia, Swiss, dan Inggris.

Konstruksi global teleskop itu akan dimulai pada paruh kedua tahun ini, dengan pekerjaan dijadwalkan dimulai di Australia Barat mulai awal 2022.

Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU