> >

Kini Giliran Para Dokter yang Ditangkap dan Dituntut Junta Militer Myanmar karena Menentang Kudeta

Kompas dunia | 14 April 2021, 23:48 WIB
Jenazah seorang pria yang tewas dalam protes anti-kudeta dibawa ke rumah sakit di kotapraja Latha, Yangon, Myanmar, Sabtu, 27 Maret 2021. (Sumber: AP Photo)

Dalam selebaran dan postingan media sosial minggu lalu, orang-orang diminta untuk tidak mengadakan perayaan Thingyan, mengatakan akan tidak sopan bagi "para martir yang dibunuh" untuk menikmati festival tersebut.

Tanggapan kekerasan pemerintah terhadap demonstrasi anti-kudeta telah menyebabkan 714 orang terbunuh oleh pejabat keamanan, menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik.

Pekan lalu, setidaknya 82 orang tewas dalam satu hari dalam tindakan keras oleh pasukan keamanan terhadap pengunjuk rasa, menurut laporan dari media lokal independen dan AAPP.

Korban tewas hari Jumat di Bago adalah total satu hari terbesar untuk satu kota sejak 14 Maret, ketika lebih dari 100 orang tewas di Yangon, kota terbesar di negara itu.

Bago berada sekitar 100 kilometer (60 mil) timur laut Yangon. Associated Press tidak dapat memverifikasi secara independen jumlah kematian.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Eddward-S-Kennedy

Sumber : Kompas TV


TERBARU