Kini Giliran Para Dokter yang Ditangkap dan Dituntut Junta Militer Myanmar karena Menentang Kudeta
Kompas dunia | 14 April 2021, 23:48 WIBYANGON, KOMPAS.TV - Junta yang berkuasa di Myanmar telah menuntut setidaknya 19 dokter medis karena berpartisipasi dalam aksi unjuk rasa pembangkangan sipil terhadap kudeta 1 Februari militer.
Para dokter, perawat, dan mahasiswa kedokteran telah berbaris dan bergabung dalam pemogokan untuk menunjukkan penentangan mereka terhadap pengambilalihan militer yang menggulingkan pemerintah Aung San Suu Kyi yang terpilih secara demokratis.
Kudeta militer itu dipandang menghentikan kemajuan yang telah dibuat Myanmar menuju demokratisasi yang lebih besar setelah lima dekade pemerintahan militer.
Para dokter itu dituduh mendukung dan berpartisipasi dalam gerakan pembangkangan sipil "dengan tujuan merusak mesin administrasi negara," tulis surat kabar Global New Light of Myanmar yang turut dilansir Associated Press, Rabu (14/04/2021).
Baca Juga: 18 Tentara Tewas Akibat Serangan Balasan Warga Sipil Myanmar
Pemerintah militer mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap 100 orang yang aktif di bidang sastra, film, seni teater, musik dan jurnalisme dengan tuduhan menyebarkan informasi yang merusak stabilitas negara dan supremasi hukum.
Ini bukan pertama kalinya dokter menjadi sasaran. Awal bulan ini di Mandalay, kota terbesar kedua di negara itu, pasukan keamanan menggunakan granat setrum dan menembakkan senjata untuk membubarkan pawai oleh pekerja medis yang memprotes pengambilalihan tentara.
Situs berita online The Irrawaddy melaporkan empat dokter ditangkap pada unjuk rasa tersebut.
Unjuk rasa berlanjut Rabu, (14/04/2021) di seluruh Myanmar bahkan ketika orang-orang memboikot perayaan resmi Thingyan, Tahun Baru tradisional negara itu, biasanya waktu untuk reuni keluarga dan pesta pora.
Baca Juga: Sudah Lebih 700 Rakyat Myanmar Dibunuh Aparat Keamanannya Sendiri Sejak Kudeta 1 Februari Lalu
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Eddward-S-Kennedy
Sumber : Kompas TV