Edit Foto Korban Pembantaian Khmer Merah dengan Mulut Tersenyum, Seniman Dikecam Pemerintah Kamboja
Kompas dunia | 12 April 2021, 11:43 WIBPHNOM PENH, KOMPAS.TV - Seorang seniman Irlandia dikecam Pemerintah Kamboja setelah mengedit dan mewarnai foto korban pembantaian Khmer Merah.
Seniman bernama Matt Loughrey itu mengedit foto korban Khmer Merah dengan menambahkan mulut tersenyum di beberapa gambar.
Dikutip dari BBC, pada artikel Vice yang kemudian dihapus, Loughrey mengatakan alasannya melakukan itu karena ingin memanusiakan para korban.
Baca Juga: Pembangunan Patung Raksasa Yesus Kristus Baru di Brasil, Lebih Besar dari Patung di Rio de Janeiro
Rezim paling brutal di Kamboja pimpinan Pol Pot itu berkuasa pada 1975 hingga 1979.
Kejahatan rezim itu disebut sebagai penyebab kematian dari dua juta orang di negara tersebut.
Menurut Kementerian Kebudayaan Kamboja, gambar editan tersebut telah melukai kehormatan dari para korbannya.
Baca Juga: Gunakan Monyet untuk Mengancam dan Merampok, Dua Pria Ditangkap
Mereka pun meminta bagi Loughrey dan Vice untuk menghapus gambar editan tersebut.
Selain itu, gambar tersebut secara hukum merupakan milik dari Museum Genosida Tuol Sleng.
Kementerian Kebudayaan Kamboja mengaku siap untuk mengambil langkah hukum jika Loughley tak mau memuluskan permintaan penghapusan tersebut.
Baca Juga: Banjir Terjang Xinjiang, China, 21 Pekerja Terjebak di Tambang
“Kami meminta peneliti, artis dan publik untuk tak memanipulasi sumber sejarah untuk menghormati korban,” ujarnya.
Loughrey sendiri menegaskan tak akan berkomentar hingga berbicara dengan Vice.
Sedangkan Vice telah memberikan pernyataan terkait permasalahan tersebut.
Baca Juga: Fasilitas Nuklir Iran Disabotase, Disebut sebagai Aksi Terorisme
“Artikel itu termasuk foto dari korban Khmer Merah yang dimanipulasi Loughrey dengan pewarnaan,” bunyi pernyataan itu.
“Ceritanya tak sesuai dengan standar Vice dan telah menghapusnya. Kami meminta maaf atas kesalahan tersebut dan menginvestigasi kesalahan yang timbul atas proses editorial,” tambahnya.
Loughrey sebelumnya mewarnai dan memberikan mulut tersenyum kepada foto dari korban di penjara S-21, yang berada di Phnom Penh, di mana lebih dari 15.000 orang tewas, yang kemudian ditampilkan di Vice.
Baca Juga: Luncurkan Kapal Perang, Vietnam Siap Perang untuk Pertahankan Laut China Selatan
Loughrey mengungkapkan dirinya telah berbicara dengan pihak museum untuk membuat foto tersebut bisa diakses semua orang.
Meski pada artikel Vice tak disebutkan bahwa gambar tersenyum itu merupakan editan, tapi sejumlah netizen yang melihat di Twitter menegaskan senyuman itu ditambahkan.
Hal itu yang kemudian membuat kasus ini menyeruak di Kamboja.
Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV