Gadis Rohingya Terpisah dari Keluarga, Dideportasi India, Ditolak Junta Myanmar
Kompas dunia | 2 April 2021, 17:26 WIBMANIPUR, KOMPAS.TV - India berusaha mendeportasi seorang gadis Rohingya berusia 14 tahun kembali ke Myanmar pada Kamis (1/4/2021) waktu setempat. Agensi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk pengungsi (UNHCR) dan lembaga hak asasi manusia mengecam langkah India itu.
Melansir dari Aljazeera, India membawa remaja perempuan itu ke kota perbatasan di bagian timur laut Negara Bagian Manipur.
Namun, pemerintah Myanmar yang berada di bawah kendali Dewan Militer menolak menerima remaja itu.
Baca Juga: Kekejaman Junta Militer Myanmar, Lebih dari 40 Anak Terbunuh Sejak Kudeta
"Departemen imigrasi negara tetangga menolak untuk membuka gerbang perbatasan internasional dengan mengatakan bahwa situasinya tidak sesuai untuk deportasi apa pun saat ini,” demikian laporan surat kabar Hindustan Times.
Berita surat kabar lokal itu juga menyebut, aparat India membawa kembali remaja perempuan itu ke Negara Bagian Assam. Gadis itu sebelumnya tinggal di tempat penampungan di daerah itu sejak lebih dari 1 tahun lalu.
Remaja itu terpisah dari keluarganya yang mengungsi di daerah Cox’s Bazar di Bangladesh.
Persekusi militer Myanmar telah memaksa keluarga itu dan puluhan ribu warga etnis Rohingya melarikan diri. PBB menyebut tindakan militer Myanmar itu sebagai “genosida”.
Para pengungsi Rohingya pun terpaksa tinggal bertahun-tahun di India dan Bangladesh. Namun, Perdana Menteri India Narendra Modi menganggap para pengungsi itu sebagai ancaman keamanan dan menahan mereka.
Polisi telah membawa gadis itu ke penyeberangan perbatasan di Manipur untuk melengkapi dokumen untuk mengirimnya kembali ke Myanmar.
BL Meena, pejabat polisi Assam mengatakan bahwa deportasi gadis itu telah dijadwalkan sebelumnya.
Baca Juga: Dulu Dibantai, Kini Muslim Rohingya Diminta Sekutu Aung San Suu Kyi Bersatu Hadapi Junta Militer
Selama ini, gadis Rohingya itu dirawat oleh organisasi nirlaba Nivedita Nari Sangshta.
Diba Roy, pendiri Nivedita Nari Sangshta menyoroti fakta bahwa gadis itu tak lagi memiliki keluarga yang tinggal di Myanmar. Menurutnya, otoritas India telah mengetahui hal itu.
Ia menerima instruksi dari pemerintah federal India agar menyerahkan gadis itu ke polisi setempat minggu ini.
"Meski begitu dia tetap dikirim ke Myanmar. Kami hanya mematuhi perintah," kata Roy.
Pemerintah India belum memberi komentar soal hal ini. Sementara, UNHCR menentang deportasi tersebut.
“Situasi di Myanmar belum kondusif untuk pemulangan sukarela dengan cara yang aman, terjamin dan berkelanjutan. Mengembalikan anak itu ke Myanmar dapat menempatkannya pada risiko bahaya serius,” kata juru bicara UNHCR.
Polisi di wilayah utara India, Jammu dan Kashmir bulan lalu menahan lebih dari 160 pengungsi Rohingya. India telah mulai mendeportasi para pengungsi Rohingnya ke Myanmar.
Baca Juga: Kebakaran Hebat Hanguskan Kamp Pengungsi Rohingya, Amnesty International: Terlalu Kebetulan
India bukan penandatangan Konvensi Pengungsi PBB. Mereka juga membantah telah melanggar aturan larangan pengembalian pengungsi ke tempat asal yang berbahaya.
Pengungsi Rohingya di Bangladesh juga menghadapi kesulitan serupa. Kamp pengungsian terbesar di Cox’s Bazar terbakar hebat beberapa waktu lalu hingga memaksa para pengungsi pergi.
Sementara, pemerintah Bangladesh hendak merelokasi para pengungsi ke sebuah pulau yang rentan mengalami badai dan banjir.
Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV