Filsuf Perancis Michel Foucault Dituduh Perkosa Anak-Anak Selama Tinggal di Tunisia
Kompas dunia | 31 Maret 2021, 17:04 WIBKOMPAS.TV - Baru-baru ini sebuah kabar menghebohkan tersebar luas di kalangan intelektual dan akademisi. Filsuf ternama asal Perancis, Michel Foucault, menerima tuduhan melakukan pemerkosaan anak-anak selama tinggal di Tunisia.
Foucault telah meninggal pada 1984 saat berusia 57 tahun. Namun, pemikiran dan karyanya terkait penjara, seksualitas, kesehatan mental dan kekuasaan masih memengaruhi banyak akademisi saat ini, termasuk di Indonesia.
Namun, belakangan seorang profesor ekonomi dan filsafat bernama Guy Sorman mengaku pernah menjadi saksi pemerkosaan anak oleh Foucault. Sorman melihat hal itu saat Foucault tinggal di Tunisia sekitar tahun 1969.
Baca Juga: Anies Jamin Beri Keadilan Kasus Pelecehan Seksual Pejabat DKI Jakarta
“Anak-anak kecil mengejar Foucault untuk bertanya, ‘bagaimana denganku? Bawa aku, bawa aku‘. Mereka berusia 8, 9, 10 tahun. Foucault melempar uang kepada mereka dan berkata, 'mari kita bertemu jam 10 malam di tempat biasa‘,” tutur Sorman, dikutip dari The Times.
Sorman mengatakan, Foucault kerap berhubungan badan dengan anak-anak di bawah umur di kompleks pemakaman. Ia juga menyebut, Foucault tak berani melakukan itu di Perancis karena terkait isu penjajahan.
“Foucault tidak akan berani melakukannya di Perancis ... Ada dimensi kolonial di sana. Imperialisme kulit putih,” kata Sorman lagi.
Saat itu, para jurnalis sebenarnya telah mengetahui kegiatan seksual Foucault. Akan tetapi, mereka tak berani memberitakan hal itu karena Foucault adalah selebriti di kalangan akademisi atau “raja para filsuf”.
Sorman sendiri mengaku menyesal tak melaporkan perilaku yang “sangat buruk secara moral” itu pada polisi Tunisia.
Kabar ini membuat heboh warganet internasional. Sebagian warganet menyoroti sikap Foucault pada 1977 yang menandatangani petisi untuk melegalkan hubungan seksual dengan anak berumur 13 tahun ke atas.
Bukan kali ini saja kabar tak sedap datang dari dunia akademisi. Pada 1933 filsuf ternama asal Jerman, Martin Heidegger, bergabung dan secara terbuka mendukung partai Nazi.
Baca Juga: Selamat Ulang Tahun, Pramoedya Ananta Toer, Sastrawan Indonesia yang Lahir 6 Februari 1925
Pada 16 November 1980, filsuf Perancis lainnya, Louis Althusser, mencekik sampai tewas pakar sosiologi Hélène Rytmann yang juga istrinya. Hal itu terungkap dari pengakuan Althusser sendiri. Althusser tak masuk penjara karena terganggu secara mental.
Sementara, filsuf Rusia-Amerika, Ayn Rand, terlibat skandal perselingkuhan dengan Nathaniel Branden yang juga telah menikah.
Mengutip New York Magazine, Rand marah besar, jika Branden hendak memutuskan hubungan dengannya atau berhubungan dengan perempuan lain.
Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Eddward-S-Kennedy
Sumber : Kompas TV