320 Kapal Menumpuk di Terusan Suez, Dua Tugboat Tambahan Dikerahkan untuk Mengeluarkan Ever Given
Kompas dunia | 28 Maret 2021, 15:54 WIB
TERUSAN SUEZ, KOMPAS.TV - Dua kapal tunda (tugboat) tambahan melaju hari Minggu, (28/3/2021) ke Terusan Suez Mesir untuk membantu upaya pembebasan kapal Ever Given, kapal kontainer seukuran gedung pencakar langit yang terjepit berhari-hari saat melintasi jalur air penting tersebut.
Kapal besar Ever Given, kapal milik Jepang berbendera Panama yang membawa kargo antara Asia dan Eropa, terjebak hari Selasa kemarin (23/3/2021) di bentangan kanal satu jalur.
Pada Minggu pagi, lebih dari 320 kapal menumpuk di mulut Terusan Suez untuk melakukan perjalanan melalui kanal terusan itu, baik menuju Mediterania atau Laut Merah, menurut perusahaan layanan kanal Leth Agencies.
Lusinan kapal lainnya masih mencantumkan tujuan mereka melalui terusan Suez, kendati pengirim kargo besar semakin mengalihkan kapal mereka karena khawatir akan memerlukan waktu lebih lama untuk membebaskan kapal kargo raksasa tersebut.
Sejak saat itu, pihak berwenang tidak dapat memindahkan kapal dan lalu lintas melalui kanal dihentikan.
Baca Juga: Kapal Kargo Raksasa Ever Given akan Ditarik Saat Air Laut Pasang
Kapal Tunda Alp Guard (Belanda) dan Carlo Magno (Italia) dipanggil untuk membantu kapal tunda lain yang sudah ada di sana. Duo tersebut tiba Laut Merah dekat kota Suez pada Minggu pagi, menurut data satelit dari MarineTraffic.com.
Kapal tunda akan mendorong Ever Given sepanjang 400 meter (seperempat mil) saat kapal keruk terus menyedot pasir dari bawah kapal dan lumpur berlapis ke sisi pelabuhannya, kata Bernhard Schulte Shipmanagement, yang mengelola Ever Given.
Para pekerja berencana untuk melakukan dua upaya pada hari Minggu untuk membebaskan kapal tersebut bertepatan dengan air pasang, kata seorang pilot top dengan otoritas kanal.
Baca Juga: Tertutupnya Terusan Suez karena Kapal Kargo Kandas Ternyata Pengaruhi Industri Mainan Seks
"Hari Minggu sangat penting. Ini akan menentukan langkah selanjutnya, yang kemungkinan besar melibatkan setidaknya sebagian bongkar-muat kargo kapal," kata seorang nakhoda kepada The Associated Press dengan syarat anonim karena dia tidak berwenang untuk memberi pengarahan singkat kepada jurnalis.
Hasil Penyelidikan Sejauh Ini
Pada hari Sabtu (27/3/2021), Kepala Otoritas Terusan Suez, Letnan Jenderal Osama Rabie mengatakan, penyelidikan sedang berlangsung tetapi tidak mengesampingkan kesalahan manusia atau teknis.
Ia juga menyebut angin kencang "bukan satu-satunya penyebab" yang mengandaskan Ever Given.
Rabie berharap pengerukan dapat membebaskan kapal tanpa harus mengeluarkan muatannya, tetapi menambahkan bahwa "kami berada dalam situasi yang sulit, ini adalah insiden yang buruk."
Bernhard Schulte Shipmanagement berpendapat, "investigasi awal mereka mengesampingkan kegagalan mekanis atau mesin sebagai penyebab grounding".
Namun, setidaknya satu laporan awal menunjukkan "pemadaman listrik" melanda kapal raksasa yang membawa sekitar 20.000 kontainer pada saat kejadian.
Shoei Kisen Kaisha Ltd., perusahaan yang memiliki kapal Ever Given tersebut mengaku sedang mempertimbangkan untuk memindahkan kontainer jika upaya refloating lainnya gagal.
Baca Juga: Ever Given Masih Nyangkut di Terusan Suez, Lalu Lintas Maritim Macet, Banyak Kapal Putar Haluan
Siasat Perusahaan Pengiriman
Penutupan jalur air penting yang berkepanjangan akan menyebabkan penundaan dalam rantai pengiriman global. Sekitar 19.000 kapal melewati kanal tahun lalu, menurut angka resmi. Sekitar 10% perdagangan dunia mengalir melalui kanal Terusan Suez.
Nilai ekonomi dan perdagangan yang melewati Terusan Suez adalah lebih dari 9 miliar dolar per hari.
Penutupan tersebut dapat memengaruhi pengiriman minyak dan gas ke Eropa dari Timur Tengah. Suriah sudah mulai menjatah BBM di tengah kekhawatiran penundaan suplai BBM mereka akibat peristiwa ini.
Baca Juga: Kapal Kargo Ever Given Masih Nyangkut di Terusan Suez, Ini Detail Upaya Pembebasannya
Perusahaan pelayaran terbesar di dunia, A.P. Moller-Maersk dari Denmark, memperingatkan pelanggannya bahwa dibutuhkan tiga hingga enam hari untuk menyelesaikan tumpukan kapal di kanal. Saat ini, perusahaan dan mitranya memiliki 22 kapal yang menunggu di sana.
"Jumlah kapal Maersk dan kapal mitra yang saat ini dialihkan adalah 14 kapal dan diperkirakan akan meningkat karena kami mengukur upaya penyelamatan bersama dengan kapasitas jaringan dan bahan bakar di kapal kami yang saat ini sedang dalam perjalanan ke Suez," kata perusahaan tersebut.
Mediterranean Shipping Co., terbesar kedua di dunia, mengatakan telah mengubah rute setidaknya 11 kapal untuk melewati Cape of Good Hope Afrika untuk menghindari kanal.
Ia mengubah rute dua kapal lainnya dan mengatakan pihaknya mengharapkan "beberapa pelayaran yang terlewat sebagai akibat dari insiden ini."
"MSC melihat insiden ini memiliki dampak yang sangat signifikan pada pergerakan barang peti kemas dan mengganggu rantai pasokan, menambah runyam tantangan yang ada akibat pandemi COVID-19," katanya.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Eddward-S-Kennedy
Sumber : Kompas TV