Pemilik Kapal Kargo yang Kandas di Terusan Suez Minta Maaf, Akui Kesulitan Mengeluarkannya
Kompas dunia | 26 Maret 2021, 07:07 WIBTERUSAN SUEZ, KOMPAS.TV - Perusahaan pemilik Kapal Kargo Ever Given, Shoei Kisen Kaisha meminta maaf setelah kapalnya kandas di kanal Terusan Suez.
Kapal Kargo Ever Given kandas di Terusan Suez sejak Selasa (23/3/2021) dan menyebabkan perdagangan global terganggu.
Shoei Kisen Kaisha mengungkapkan mereka akan segera membereskan situasi ini.
Baca Juga: Sebelum Kandas di Terusan Suez, Kapal Kargo Ever Given Bentuk Pola Jalur Serupa Penis di Laut Merah
Tetapi, mereka mengakui mengeluarkan Ever Given dari sana terbukti sangat sulit.
“Bekerja sama dengan otoritas lokal dan Manajemen Kapal Bernhard Schulte, kami mencoba untuk mengapungkan kembali (Ever Given), tetapi kami mengalami kesulitan,” bunyi pernyataan Shoei Kisen Kaisha dikutip dari BBC, Kamis (25/3/2021).
“Dengan kerendahan hati, kami minta maaf telah menyebabkan kekhawatiran besar bagi seluruh kapal di Terusan Suez dan yang berencana melewati kanal itu,” tambahnya.
Baca Juga: Warga Uighur di Turki Protes Kunjungan Menlu China
Pihak Angkatan Laut dan Salvage mengalami kegagalan dari usaha terakhir mereka, Kamis (25/3/2021).
Kapal sepanjang 400 meter itu terjepit di kanal, di tengah angin kencang dan badai debu.
Evergreen Marines, firma yang mengoperasikan kapal tersebut mengatakan ahli salvage telah bekerja sama dengan kapten dan otoritas Terusan Suez untuk mendesan rencana yang lebih efektif untuk mengapungkannya kembali.
Baca Juga: Beragam Cara Dikerahkan Untuk Bebaskan Kapal Kargo Yang Kandas di Terusan Suez, Tapi Masih Gagal
Kondisi ini jelas menjadi pukulan bagi perdagangan dunia, karena sekitar 12 persen darinya melewati Terusan Suez, yang menghubungkan Laut Mediterania dan Laut Merah.
Jalur ini menjadi penghubung Asia dan Eropa yang lebih singkat. Jika melewati Tanjung Harapan di Afrika, akan memakan waktu dua pekan lebih lama.
Sebuah sumber menyatakan jika Ever Given bisa diapungkan lebih cepat, pemilik dan perusahaan asuransi menghadapi klaim sebesar jutaan dolar untuk penundaan dan biaya tambahan yang timbul dari perusahaan lain.
Penulis : Haryo-Jati
Sumber : Kompas TV