Kapal Kargo Raksasa Kandas di Terusan Suez, Lalu Lintas Perdagangan Asia - Eropa Terancam Mandek
Kompas dunia | 25 Maret 2021, 00:21 WIBDUBAI, KOMPAS.TV – Sebuah kapal kargo berukuran raksasa terjepit di Terusan Suez di Mesir hingga menghalangi lalu lintas di jalur air vital itu. Insiden ini, kata pihak berwenang setempat pada Rabu (24/3/2021), mengancam terganggunya sistem pengiriman global yang sudah terdampak pandemi virus corona.
Kapal Ever Given berbendera Panama yang mengangkut kargo antara Asia dan Eropa, kandas sehari sebelumnya pada Selasa (23/3/2021) di kanal sempit buatan manusia yang memisahkan benua Afrika dari Semenanjung Sinai itu. Haluan kapal tampak menyentuh dinding timur kanal, sementara buritan kapal terlihat bersandar pada dinding barat kanal. Ini sebuah peristiwa luar biasa yang disebut para ahli belum pernah terjadi sebelumnya dalam 150 tahun sejarah kanal penting itu.
Pada Rabu (24/3/2021), sejumlah kapal tunda berupaya mendorong kapal kargo itu, sementara kapal-kapal yang akan memasuki terusan mulai berbaris antri di Laut Mediterania dan Laut Merah. Namun, masih belum jelas kapan rute yang dilalui sekitar 10% perdagangan dunia dan merupakan rute penting bagi pengangkutan minyak itu akan kembali dibuka. Pihak berwenang menyebut, upaya pembebasan kapal kargo yang kandas itu akan memakan waktu setidaknya 2 hari. Kekhawatiran akan adanya ancaman serangan bajak laut dan teroris terhadap kapal-kapal yang mengantri Terusan Suez pun mengemuka.
Baca Juga: Kapal Pesiar Viking Grace Kandas, Diduga Karena Dihempas Angin Badai
“Terusan Suez akan melakukan segala daya upaya untuk memastikan pemulihan navigasi dan melayani pergerakan perdagangan dunia,” janji Letjen Ossama Rabei, kepala Otoritas Terusan Suez seperti dikutip dari The Associated Press.
Akibat Mati Listrik Atau Angin Kencang?
Bernhard Schulte Shipmanagement yang mengoperasikan kapal Ever Given mengatakan, seluruh 20 awak kapal selamat dan tidak dilaporkan adanya cedera atau polusi.
Masih belum jelas apa yang menyebabkan kapal Ever Given kandas dan terjepit pada Selasa pagi (23/3/2021). GAC, sebuah perusahaan pengangkutan dan logistik dunia, menyebut bahwa kapal Ever Given sempat mengalami mati listrik. Namun, hal ini langsung dibantah oleh Bernhard Schulte.
Evergreen Marine Corp, perusahaan pengangkutan raksasa yang berbasis di Taiwan yang mengoperasikan kapal kargo Ever Given, menyatakan bahwa angin kencang melanda saat Ever Given memasuki kanal tersebut dari Laut Merah. Namun, tak ada satu pun kontainer yang diangkutnya tenggelam.
Seorang petugas Mesir juga menyalahkan angin kencang sebagai penyebab insiden itu. Ramalan cuaca Mesir menyebut adanya angin kencang dan badai pasir dengan kecepatan 50 kilometer per jam yang melanda kawasan itu pada Selasa (23/3/2021).
Baca Juga: Kapal Kargonya Berlubang Akibat Ledakan, Israel Tuding Iran Pelakunya
Namun, masih belum jelas bagaimana angin dengan kecepatan itu dapat menyebabkan sebuah kapal tanker bermuatan penuh dengan bobot 220.000 ton bisa kandas.
Pada Selasa (23/3/2021), “Kapal kargo Ever Given tengah memasuki kanal dengan kecepatan 12,8 knot atau sekitar 24 kilometer per jam selama 45 menit sebelum kemudian kandas,” terang Ranjith Raja, seorang analis dari perusahaan data Refinitiv. Seorang juru mudi dari otoritas kanal Mesir biasanya akan memandu kapal yang masuk di Terusan Suez, dan kapten kapal akan tetap memegang kendali penuh atas kapalnya.
Kapal tanker Ever Given kandas sekitar 6 kilometer di sebelah utara sisi selatan kanal dekat kota Suez. Area ini merupakan jalur tunggal.
Perdagangan Dunia Terancam Mandek
Ini bisa berdampak serius pada pergerakan pengangkutan dunia antara Laut Mediterania dan Laut Merah, kata Salvatore R Mercogliano, seorang mantan pengusaha laut dan profesor sejarah di Universitas Campbell di Carolina Utara, Amerika Serikat (AS).
“Setiap hari, rata-rata 50 kapal tanker melintasi kanal ini, jadi tertutupnya kanal berarti bahwa tak ada satu pun kapal yang transit ke utara dan selatan,” kata Mercogliano. “Setiap hari kanal ditutup, kapal kontainer dan tanker tidak mengirimkan makanan, bahan bakar dan barang-barang lain ke Eropa, dan barang-barang pun tak dieskpor dari Eropa ke Timur Jauh.
Sejauh ini, sudah sekitar 30 kapal mengantri di Danau Bitter Besar di Mesir di tengah kanal. Sementara, 40 kapal lain menunggu di Laut Mediterania dekat Pelabuhan Said dan 30 lainnya mengantri di Suez di Laut Merah. Ini termasuk 7 kapal tanker yang mengangkut sekitar 5 juta barel minyak mentah.
Ancaman Serangan Terhadap Kapal di Kawasan Rawan
Terkait dampak ekonomi, sejumlah pakar keamanan menyebutkan adanya ancaman serangan terhadap kapal-kapal yang parkir di Laut Merah, menyusul serangkaian serangan yang menyasar kapal pengangkut di Timur Tengah di tengah meningkatnya tensi ketegangan antara Iran dan AS.
Baca Juga: Konflik Akibat Ledakan di Kapal Kargo Israel Kian Panas, Israel dan Iran Saling Tuding
“Seluruh kapal harus mempertimbangkan mengadopsi kewaspadaan penuh jika terpaksa harus statis dalam area Laut Merah atau Teluk Aden,” demikian bunyi peringatan dari perusahaan intelijen kelautan swasta Dryad Global.
Penutupan Terusan Suez juga dapat berdampak pada pengiriman minyak dan gas ke Eropa dari Timur Tengah. Pada Rabu (24/3/2021), harga patokan internasional minyak mentah Brent melonjak hampir 2,9% menjadi 62,52 dolar AS per barel.
Kapal Ever Given yang dibangun pada tahun 2018 dengan panjang hampir 400 meter dan lebar 59 meter, merupakan salah satu kapal kargo terbesar di dunia. Ever Given dapat mengangkut sekitar 20.000 kontainer sekali jalan. Sebelumnya, Ever Given telah transit di sejumlah pelabuhan di China sebelum mengarah menuju Rotterdam di Belanda.
Dibuka pada tahun 1869, Terusan Suez menyediakan jalur penting bagi pergerakan minyak, gas alam dan kargo. Terusan ini juga tetap menjadi salah satu penghasil devisa terbesar di Mesir. Pada tahun 2015, pemerintah Mesir di bawah Presiden Abdel-Fattah el-Sissi berhasil menyelesaikan perluasan kanal hingga dapat melayani kapal-kapal berukuran terbesar dunia. Ironisnya, kapal kargo Ever Given justru kandas di bagian selatan di bagian perluasan baru kanal vital bagi dunia itu.
Penulis : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV