Usai Distop Karena Kasus Pembekuan Darah, Sejumlah Negara Eropa Lanjutkan Vaksinasi Astrazeneca
Kompas dunia | 20 Maret 2021, 01:29 WIBPada para wartawan di Roma, Rezza menyatakan bahwa Italia terpaksa menghentikan penggunaan vaksin Astrazeneca karena sangat berhati-hati. Namun, kini Italia harus mempercepat vaksinasinya, mengingat waktu yang terbuang akibat penangguhan vaksin tersebut.
Rezza menambahkan, Italia kini membutuhkan lebih dari dua kali lipat dari 200.000 vaksinasi per hari di seluruh negeri yang dicapai sebelum penangguhan agar dapat mencapai target vaksinasi 80% dari populasi pada September mendatang.
Para pakar kesehatan mengungkapkan keprihatinan mereka bahwa meskipun penangguhan itu cukup singkat, namun hal itu dapat merusak kepercayaan publik pada vaksin di saat banyak orang sudah merasa ragu divaksin lantaran vaksin dikembangkan dalam waktu begitu cepat. Sementara negara-negara Uni Eropa bergulat dengan keengganan semacam itu, kondisi lebih mengkhawatirkan terjadi di negara berkembang yang kemungkinan tak punya pilihan vaksin lain. Astrazeneca, yang lebih murah dan lebih mudah disimpan ketimbang produk vaksin lainnya, banyak dipilih banyak negara miskin.
Di antara berbagai kekhawatiran ini, sejumlah politisi Eropa menerima vaksinasi menggunakan Astrazeneca, termasuk Perdana Menteri Prancis Jean Castex; Presiden Slovenia Borut Pahor dan Perdana Menteri Janez Jansa. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pun berencana menerima suntikan vaksin Astrazeneca. Inggris sendiri tak pernah menghentikan penggunaan vaksin besutan kerja samanya dengan Swedia ini.
Castex (55) mengatakan, dirinya mengajukan diri menerima vaksin Astrazeneca untuk menunjukkan bahwa ia memiliki kepercayaan penuh terhadap vaksin tersebut, meskipun ia tidak termasuk kelompok prioritas penerima vaksin di bawah aturan Prancis. Sejumlah pihak menilai langkah Castex sebagai “langkah yang sangat cantik”.
Negara lain yang kembali melanjutkan penggunaan Astrazeneca termasuk Bulgaria, negara berpenduduk 7 juta jiwa. Sejauh ini, baru 355 ribu warganya yang menerima vaksin. Jumlah ini merupakan jumlah penerima vaksin terendah di Uni Eropa.
Penulis : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV