Mantan Putra Altar Mengaku Alami Pelecehan Seksual di Vatikan
Kompas dunia | 18 Maret 2021, 04:34 WIBROMA, KOMPAS.TV - Seorang mantan putra altar Vatikan bersaksi dalam ruang sidang kriminal di Vatikan, Rabu (17/3/2021). Ia menyatakan bahwa ketika malam hari, seorang seminaris yang lebih tua datang ke kamarnya untuk melakukan pelecehan seksual.
LG merupakan salah satu putra altar yang melayani misa kepausan di Basilika Santo Petrus, Vatikan.
Pendeta Gabriele Martinelli dituduh menyalahgunakan wewenangnya sebagai seminaris yang lebih senior untuk memaksa LG menjadi pelampiasan ‘tindakan duniawi’ yang dilakukannya dalam kurun waktu 2007-2012.
Sedangkan Mantan rektor seminari, Pendeta Enrico Radice, dituduh telah membantu Martinelli menghindari penyelidik dengan mendiskreditkan tuduhan LG dan menyebut bahwa tuduhan itu tidak berdasar.
Baca Juga: Uskup Belgia Kecam Vatikan Lantaran Tolak Memberkati Persatuan Sesama Jenis
Martinelli membantah dia mencabuli LG, dengan mengatakan tuduhan itu tidak berdasar. Ia menyebut tuduhan itu tidak masuk akal dan buah dari kecemburuan, karena Martinelli akhirnya ditahbiskan sebagai pendeta. Sedangkan Pendeta Radice membantah mengetahui apa pun tentang pelecehan atau tindakan menghalangi penyelidikan.
Seminari St. Pius X, menampung anak laki-laki berusia 12-18 tahun yang melayani sebagai putra altar pada Misa kepausan. Skandal itu meletus pada 2017 ketika mantan putra altar mengumumkan tuduhan pelanggaran oleh Martinelli yang ditutup-tutupi oleh atasan mereka di seminari.
Dalam audiensi sebelumnya, mantan seminaris menggambarkan suasana tidak sehat dan homofobik dalam dunia tertutup seminari. Beberapa anak laki-laki diintimidasi dan pastor atasan mereka tidak berbuat banyak untuk melindungi mereka.
Baca Juga: Bendera Irak dan Vatikan Berkibar Menyambut Kedatangan Paus Fransiskus di Irak
Selama tiga jam kesaksian pada Rabu (17/3/2021), LG mengatakan Martinelli pertama kali mulai melecehkannya beberapa bulan setelah dia tiba di seminari pada tahun 2006. Saat itu dia berusia 13 tahun. Dia bersaksi bahwa itu adalah pengalaman seksual pertamanya, dan itu adalah aktivitas yang tidak dia mengerti dan dia merasa tak berdaya.
"Martinelli menyelinap ke tempat tidur saya di malam hari," ujarnya. “Bagi saya itu adalah hal yang sangat aneh, saya masih muda dan saya belum pernah memasuki dunia seksualitas. Di rumah atau di kota saya, saya belum pernah mendengar tentang seks. Saya merasa bingung, saya tidak mengerti apa yang terjadi," tambahnya.
Dia mengatakan bahwa dia akhirnya mengundurkan diri, dan bahwa dia mengalami perasaan disasosiasi dari tubuhnya ketika Martinelli, yang tujuh bulan lebih tua dan seorang seminaris yang lebih senior, akan menyentuhnya.
Dia mengatakan dia mencoba menggedor dinding atau membanting laci untuk membuat Martinelli pergi, sehingga teman sekamarnya terbangun karena keributan itu.
Dia bersaksi bahwa dia memberi tahu rektor, Radice, pada 2009 bahwa Martinelli melecehkannya. Namun pada saat itu dia tidak memberikan perincian pelecehan seksual yang dialaminya. Dia mengatakan saat itu Radice mengatakan kepadanya, bahwa dia hanya cemburu. Radice kemudian memperingatkan dia untuk berhenti atau Radice akan memberitahu orang tua dan pastor parokinya dan mengirimnya pulang.
Baca Juga: Vatikan Keluarkan Dekrit: Pegawai Yang Menolak Vaksin Terancam Dipecat
“Saat berusia 30 tahun, saya merasa bersalah karena saya tidak mendapatkan kejelasan,” kata LG.
Setelah dia meninggalkan seminari, dia mencari Uskup Como, yang bertanggung jawab untuk seminari remaja, dan memberikan lebih banyak informasi tentang pelecehan yang dialaminya. Namun dia mengatakan dia tidak pernah menerima balasan atas permintaannya untuk mendapatkan penanganan terapi.
Penulis : Tussie-Ayu
Sumber : Kompas TV