Polisi Atlanta: Tersangka Penembakan Kemungkinan Idap "Kecanduan Seksual"
Kompas dunia | 17 Maret 2021, 23:50 WIBMantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan beberapa tokoh lain menggunakan istilah "virus China" untuk menggambarkan Covid-19. Hal ini memicu kebencian pada warga keturunan Asia di Amerika.
“Sulit untuk berpikir itu tidak ditargetkan secara khusus ke komunitas kami (warga Asia-Amerika),” ujar Bee Nguyen, senat negara bagian Georgia.
Serangan itu terjadi mulai Selasa (16/3/2021) malam. Pelaku menembak lima orang di panti pijat Youngs Asian dekat Woodstock, sekitar 50 kilometer dari utara Atlanta.
Dua orang tewas di tempat kejadian, dan tiga korban lainnya dibawa ke rumah sakit. Dua korban di antaranya kemudian meninggal.
Sekitar satu jam kemudian, polisi mendapat aduan soal perampokan. Mereka malah menemukan tiga perempuan tewas akibat luka tembak di Gold Spa dekat area Buckhead Atlanta.
Aparat kepolisian kemudian mendapat laporan terjadi tembakan di seberang jalan, di Aromatherapy Spa. Mereka kembali menemukan perempuan lain menjadi korban penembakan mati.
Baca Juga: Terjadi Ledakan Kembang Api Besar di California Selatan, 2 Tewas
Selama setahun terakhir, ribuan insiden pelecehan terjadi pada orang Asia-Amerika. Jumlah kejahatan rasial di Amerika saat ini tertinggi dalam lebih dari satu dekade terakhir.
“Konteks yang lebih luas tidak dapat diabaikan. Penembakan itu terjadi di tengah meningkatnya kekerasan terhadap orang Amerika keturunan Asia di seluruh negeri, yang dipicu oleh supremasi kulit putih dan rasisme sistemik," demikian rilis resmi dari organisasi Asia-Amerika, Asian Americans Advancing Justice Atlanta.
Haley Wade, Juru Bicara Polsek Crisp mengatakan pada Rabu pagi bahwa Long tidak lagi berada di ruang tahanan mereka. Polisi telah menyerahkan informasinya kepada agensi Georgia lainnya dan FBI.
Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV