Sedikitnya 4 orang Ditembak Mati Dalam Protes Anti-Kudeta Hari Minggu di Myanmar
Kompas dunia | 15 Maret 2021, 07:09 WIB“Ini adalah momen tergelap bangsa dan momen menjelang fajar,” katanya dalam sebuah video yang diposting di situs web pemerintah bayangan dan media sosial.
"Untuk membentuk demokrasi federal yang diinginkan oleh semua saudara yang telah menderita berbagai jenis penindasan dari kediktatoran selama beberapa dekade, revolusi ini adalah kesempatan bagi kita untuk menyatukan upaya kita," katanya seperti dikutip dari the Associated Press.
Dia menambahkan, “Kami tidak akan pernah menyerah pada militer yang tidak adil, tapi kami akan mengukir masa depan kami bersama dengan kekuatan persatuan kami. Misi kami harus diselesaikan."
Di akhir pesannya, ia memberikan salam tiga jari yang telah menjadi simbol perlawanan terhadap penguasa militer.
Baca Juga: Aparat Menembak Lima Demonstran, Sudah 80 Orang Tewas dalam Protes Antikudeta Militer di Myanmar
Sebelumnya pada hari Sabtu, pasukan keamanan juga menembaki para demonstran yang menewaskan tujuh orang. Empat orang tewas di Mandalay, Dua orang korban berada di Pyay dan satu orang di Twante, pinggiran Yangon. Rincian ketujuh kematian tersebut diposting di beberapa akun media sosial, dengan beberapa disertai foto para korban.
Jumlah kematian sebenarnya, diperkirakan lebih tinggi, karena polisi tampaknya menyita beberapa mayat dan beberapa korban yang menderita luka tembak yang serius, sehingga dokter dan perawat yang bekerja di klinik darurat akan kesulitan untuk merawatnya. Banyak rumah sakit di Myanmar, diduduki oleh aparat keamanan.
Penulis : Tussie-Ayu
Sumber : Kompas TV