388.000 Nyawa Melayang Akibat Perang Saudara di Suriah yang Telah Berlangsung selama 10 Tahun
Kompas dunia | 15 Maret 2021, 01:00 WIBDAMASKUS, KOMPAS.TV – Perang saudara yang sudah terjadi sejak 10 tahun lalu telah mengakibatkan 388.000 nyawa melayang.
Syrian Observatory for Human Rights, lembaga pemantau hak asasi manusia yang berbasis di Inggris pada Minggu (14/3/2021) melaporkan, dari semua korban tewas tersebut, sebanyak 117.388 di antaranya merupakan warga sipil.
Bahkan, sebanyak 22.000 anak-anak ikut jadi korban tewas. Mayoritas kematian warga sipil disebabkan oleh rezim pemerintah Suriah dan milisi sekutu pemerintah.
Laporan tersebut disusun berdasarkan sumber-sumber yang ada di dalam Suriah sebagaimana yang dilansir Kompas.com.
Baca Juga: UNICEF: 12.000 Anak Suriah Terbunuh dan Terluka Selama 10 Tahun Perang
Pada Desember 2020, lembaga itu juga sempat melaporkan jumlah korban tewas selama perang saudara di Suriah sebanyak 387.000 jiwa.
Bisa diartikan, dalam selang tiga bulan ada 1.000 kematian yang disebabkan perang yang terjadi di Suriah.
Kepala Syrian Observatory for Human Rights Rami Abdel Rahman mengatakan, 2020 merupakan tahun dengan jumlah kematian tahunan terendah sejak perang saudara dimulai.
Namun sebenarnya,tahun 2020 menjadi tahun dengan jumlah kematian tahunan terendah sejak 2010. Tercatat ada sekitar 10.000 orang yang kehilangan nyawanya akibat perang saudara di Suriah pada tahun lalu.
Baca Juga: Kisah Maya Ghazal, Perempuan Cantik Pengungsi Suriah yang Kini Jadi Pilot di Inggris
Pandemi virus corona juga mampu membuat dua pihak yang berperang melakukan gencatan senjata di Suriah barat laut.
Syrian Observatory for Human Rights juga mempunyai data yang menyebutkan setidaknya 16.000 orang meninggal di penjara dan pusat penahanan pemerintah sejak konflik meletus pada 2011.
Para korban tersebut dijebloskan ke penjara setelah penindasan brutal terhadap protes anti-pemerintah.
Kendati demikian, Syrian Observatory for Human Rights memperkirakan jumlah korban tewas yang sebenarnya bisa jadi lebih tinggi.
Baca Juga: Presiden Suriah Bashar al-Assad dan Istri Positif Terinfeksi Covid-19
Dikarenakan, penghitungan lembaga tersebut tidak termasuk 88.000 orang yang diyakini telah meninggal karena penyiksaan di penjara.
Saat ini, pemerintah yang berpusat di Damaskus mengendalikan lebih dari 60 persen wilayah Suriah.
Wilayah tersebut berhasil dikontrol setelah memenangi serangkaian pertempuran yang didukung Rusia melawan para milisi dan pemberontak sejak 2015.
Ada beberapa wilayah yang masih sulit dijangkau pemerintah Suriah yakni Idlib, sepanjang wilayah perbatasan di utara Suriah, dan wilayah timur laut Suriah.
Baca Juga: Biden Beri Izin, Militer AS Gempur Suriah Melalui Serangan Udara 17 Orang Tewas
Idlib merupakan kantong pemberontak terakhir yang tersisa sedangkan wilayah perbatasan di utara Suriah telah dikuasai Turki.
Sementara itu, wilayah timur laut Suriah dikuasai oleh milisi Kurdi yang didukung oleh Amerika Serikat (AS).
Perang saudara yang terjadi juga memaksa lebih dari setengah populasi Suriah meninggalkan rumah mereka dan mencari suaka di berbagai negara terutama di Eropa.
Data dari Syrian Observatory for Human Rights juga memperkirakan ada sekitar 200.000 orang dilaporkan hilang.
Penulis : Rizky-L-Pratama
Sumber : Kompas TV