Pengasuh Pemenggal Balita Hanya Dipenjara Lima Tahun, Akan Segera Bebas
Kompas dunia | 12 Maret 2021, 19:11 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Seorang pengasuh pemenggal balita dari Rusia akan segera dibebaskan setelah lima tahun dipenjara karena aksinya,
Pengasuh bernama Gulchekhra Bobokulova dipenjara setelah melakukan pemenggalan kepada anak berusia empat tahun yang diasuhnya.
Dia bahkan membawa potongan kepala sang balita melewati jalanan. Namun, dia akan segera dibebaskan hanya lima tahun setelah melakukan aksi sadisnya itu.
Baca Juga: Kisah Pengorbanan Guru Wanita di China yang Rela Bertemu Anaknya hanya Melalui Panggilan Video
Dikutip dari Daily Star, Bobokulova dilaporkan telah disembuhan oleh para dokter di Rusia setelah sebelumnta divonis mengalami gangguan kejiawaan kronis.
Gangguan itu yang kemudian membuat Bobokulova melakukan aksi kejinya dan mempertontonkan kepala sang korban.
Meski begitu, rencana pembebasan Bobokulova diserang kritikan keras, yang mempertanyakan risiko bagi masyarakat jika dirinya dibebaskan.
Baca Juga: Diplomat AS di China Telah Peringatkan Bahaya Virus Corona di Lab Wuhan Sejak 2017, tapi Diabaikan
“Dokter merasa yakin pasiennya tak berbahaya, (tetapi) para pemimpin meminta agar dilakukan kontrol yang ketat,” bunyi laporan dari 360TV.
Pada 2016, Bobokulova secara brutal membunuh Anastasia (Nastya) Meshcheryakov, balita yang dijaganya.
Dia kemudian membawa kepala Nastya ke stasiun kereta Oktyabrskoye Pol, sambil berteriak, “saya teroris”.
Baca Juga: Pengedar Narkoba Mengaku Pernah Menyuap Presiden Honduras Sebesar Rp 3,5 Miliar
Bobokulova ketika itu mengatakan dirinya ingin membalas dendam pada Presiden Rusia, Vladimir Putin karena membom Suriah.
Setelah pembunuhan tersebut, orang tua Nastya membantah putusan pengadilan bahwa pengasuh, yang sudah tinggal bersama keluarga itu selama beberapa tahun, sakit.
Baca Juga: Sebuah Gunung Emas Ditemukan di Kongo, Video Viral Ini Jadi Bukti
Mereka meminta agar dia diberikan persidangan yang layak. Mereka bahkan didukung oleh pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny.
Pria yang tengah dipenjara oleh Pemerintah Rusia tersebut mempertanyakan apakah hasil diagnosis psikiater berlatarbelakang politis.
Sementara itu ibu Nastya, Ekaterina Mescheryakova mengungkapkan apa yang dirasakannya dengan rencana pembebasab Bobokulova.
Baca Juga: Bisnisnya Dinilai Tak Sesuai Partai Komunis China, Alibaba Kena Denda Rp 14 T
“Keluarga saya tak merasa aman jika di masa depan Bobokulova menemukan saya dan anak saya yang lain,” tuturnya.
“Saat dilakukan pemeriksaan, dia mengaku memiliki keinginan mebunuh seluruh keluarga kami,” tambah Ekaterina.
Meski pengadilan mengatakan Bobokulova mengalami schizophrenia, Ekaterina mengungkapkan dia selalu waras dan ceria, sebelum terpengaruh ideologi ekstrim di internet.
Penulis : Haryo-Jati
Sumber : Kompas TV