Uni Eropa Rekomendasikan Vaksin Ke-4, Vaksin Johnson & Johnson Yang Hanya Butuh Sekali Suntikan
Kompas dunia | 12 Maret 2021, 00:01 WIBBaca Juga: Vaksin Johnson & Johnson Terbukti Dapat Mencegah Covid-19 Hanya Dengan Satu Suntikan
Eropa mencatat 1 juta kasus Covid-19 baru pekan lalu. Jumlah ini meningkat 9% dari pekan sebelumnya. Badan Kesehatan Dunia WHO menuding, kenaikan ini terutama terjadi karena adanya sejumlah varian virus baru, termasuk varian yang pertama kali teridentifikasi di Inggris dan 50% lebih menular.
Sebuah studi besar-besaran di 3 benua menemukan bahwa vaksin J&J 85% efektif dalam mencegah terjadinya penyakit parah, rawat inap dan kematian. Perlindungan yang diberikan vaksin ini tetap kuat bahkan di negara seperti Afrika Selatan, yang varian virusnya kurang rentan terhadap vaksin lain, termasuk vaksin buatan AstraZeneca.
Vaksin J&J dapat disimpan dalam suhu kulkas normal, sama seperti vaksin AstraZeneca, hingga lebih mudah digunakan ketimbang vaksin buatan Pfizer dan Moderna yang membutuhkan penyimpanan pada suhu super dingin.
Baca Juga: Pfizer-BioNTech Uji Kemanan Vaksinnya Pada Perempuan Hamil
Vaksin J&J menggunakan virus dingin seperti virus kuda Troya untuk membawa gen virus corona ke dalam tubuh, dan sel-sel akan menyalin protein yang tidak berbahaya untuk memperkuat sistem kekebalan jika virus yang sebenarnya datang. Teknologi pembuatan vaksin ini sama dengan yang digunakan untuk membuat vaksin Ebola dan serupa dengan vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca dan CanSino Biologics dari China.
J&J juga tengah mengupayakan pengesahan penggunaan darurat di Inggris dan oleh WHO. Tahun ini, J&J berharap dapat memproduksi vaksin sebanyak 1 milyar dosis. Penggunaan vaksin J&J juga sudah disetujui di Bahrain dan Kanada.
J&J juga telah mengalami penundaan produksi di AS dan Eropa. Namun, baru-baru ini J&J telah menandatangani perjanjian dengan perusahaan farmasi rivalnya untuk membantu memproduksi vaksin J&J. Pada Februari lalu, Sanofi Pasteur menyatakan sanggup memproduksi 12 juta dosis vaksin J&J di salah satu pabriknya di Prancis jika vaksin ini sudah disahkan oleh EMA.
Penulis : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV