Pabrikan Mesin Pesawat Rolls-Royce Rugi Rp 80 T di 2020
Kompas dunia | 11 Maret 2021, 22:16 WIBLONDON, KOMPAS.TV- Pabrikan mesin pesawat asal Inggris, Rolls-Royce merugi sebesar US$ 5,6 miliar atau senilai Rp 80 triliun sepanjang 2020. Penyumbang utama kerugian Rolls-Royce adalah lini bisnis mesin pesawat komersil.
Selama ini, Rolls-Royce menarik biaya dari mesin pesawat yang mereka buat berdasarkan jam terbang. Sedangkan selama pandemi, mayoritas penerbangan dihentikan.
Padahal sebelum pandemi melanda, mereka menargetkan bisa mengantongi kontrak 500 unit mesin pesawat di 2020.
Baca Juga: HERO Rugi Rp 1,2 T di 2020
Dikutip dari Reuters, Rolls-Royce juga merumahkan 7.000 pegawai mereka selama pandemi. Sementara Rolls-Royce memperkerjakan sekitar 50.000 orang di seluruh dunia.
Tahun lalu, perusahaan juga menutup 5 pabrik, diantaranya pabrik yang berada di Nottinghamshire dan Lancashire, Inggris. Sehingga yang tadinya ada 11 pabrik menjadi tinggal 6 pabrik.
Memasuki tahun 2021, perusahan pun lebih optimistis. Program vaksinasi di seluruh dunia dan ekonomi yang mulai pulih, membuat industri penerbangan kembali bergeliat.
Baca Juga: Sempat Terancam Bangkrut, Saham Sepatu Boot Dr. Martens Senilai 5 Milyar Dolar AS Akan Go Public
"Yang terburuk sekarang sudah jauh di belakang kita," kata CEO Rolls-Royce Warren East.
Saham Rolls-Royce pun naik lebih dari 1% menjadi 114,7 poin pada perdagangan Kamis (11/03/2021).
Tahun lalu, Rolls-Royce mendapatkan pendanaan £ 7,3 miliar dalam bentuk utang yang masuk ke ekuitas. Rolls-Royce juga berencana memperbaiki neraca keuangan dengan menjual aset senilai £ 2 miliar.
Penulis : Dina-Karina
Sumber : Kompas TV