Bangun Stasiun Penelitian Luar Angkasa di Bulan, Rusia dan China akan Jalin Kerja Sama
Kompas dunia | 10 Maret 2021, 23:00 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Dua negara besar, China dan Rusia dikabarkan telah mencapai kesepakatan kerja sama untuk pembangunan stasiun luar angkasa di bulan. Stasiun luar angkasa ini direncanakan akan terbuka bagi semua negara.
Kedua negara tersebut, memang dikenal negara yang aktif dalam eksplorasi di bidang antaraiksa.
Rekam jejak Rusia di bidang eksplorasi antariksa dapat ditelusur hingga ke era Uni Soviet, yang pada tahun 1957 menjadi negara pertama yang berhasil meluncurkan satelit ke orbit bumi, Sputnik 1.
Saat era Perang Dingin, Soviet terlibat persaingan sengit dengan Amerika Serikat di bidang eksplorasi luar angkasa.
Baca Juga: Rusia Khawatirkan Rencana Serangan Siber Amerika Serikat
Pada 1960, Soviet mengirim makhluk hidup pertama ke ruang angkasa, anjing Belka dan Strelka, mengitari orbit dan membawanya kembali ke bumi.
Setahun kemudian, kosmonot Soviet, Yuri Gagarin, menjadi manusia pertama yang berhasil dikirim ke luar angkasa.
Di sisi lain, China tergolong terlambat dalam hal perkembangan teknologi antariksa. Negeri Tirai Bambu baru berhasil mengirim satelit pertamanya ke orbit bumi pada 1970.
Sejak saat itu, pemerintah China telah menggelontorkan miliaran dollar AS untuk berinvestasi di bidang eksplorasi antariksa, termasuk meluncurkan satelit dan laboratorium luar angkasa selama beberapa dekade terakhir.
Baca Juga: Menlu China Jawab Tuduhan Lakukan Genosida pada Muslim Uighur: Kebohongan dan Konyol
Pada 2019, China menjadi negara pertama yang berhasil mengirim perangkat penjelajah nirawak ke sisi terjauh bulan.
Kemudian pada Juli 2020, China mengirim misi nirawak pertamanya ke Mars, Tianwen-1, yang berhasil memasuki orbit planet merah itu pada Februari 2021.
Pada Desember 2020, misi nirawak Chang'e sukses membawa sampel batuan-batuan bulan ke bumi.
Melansir Kompas.com dari CNN Rabu (10/3/2021), pemimpin dari badan antariksa China dan Rusia telah menandatangani kesepakatan kerja sama yang mewakili kedua negara.
"China dan Rusia akan mengerahkan segenap pengalaman dalam ilmu, riset, dan pengembangan teknologi antariksa sekaligus peralatan-peralatan yang dimiliki untuk bersama membangun stasiun riset internasional di bulan (ILRS)," kata China National Space Administration ( CNSA), dalam pernyataan resmi.
Baca Juga: Survei Menyebut Banyak Orang Rusia Percaya Virus Corona Adalah Senjata Biologi
Sedangkan pernyataan dari Roscosmos, badan antariksa Rusia mengatakan kerja sama ini ini akan membuat kedua organisasi membangung stasiun riset di bulan yang bisa diakses oleh semua negara di dunia.
Setelah terjalin kesepakata ini, kedua organisasi telah memulai pengerjaan cetak biru desain, pengembangan, dan rencana operasional stasiun riset di bulan.
Kedua organisasi juga akan melakukan kerja sama untuk melakukan survei pada permukaan bulan dengan mengirim Chang’e 7 dan Luna 27.
Analis independen program antariksa China, Chen Lan, mengatakan, proyek ini merupakan proyek yang penting bagi China dalam hal eksplorasi luar angkasa.
Baca Juga: Dunia Masih Pandemi, Ekspor China Melonjak 60%
"Ini akan menjadi kerja sama internasional terbesar China dalam hal eksplorasi luar angkasa, sehingga hasil dari proyek ini tentunya akan membawa pengaruh signifikan," kata Lan yang dilansir dari The Guardian.
Sementara itu, Roscosmos juga akan segera bersiap untuk meluncurkan Luna 25 pada 1 Oktober 2021 mendatang.
Luna 25 merupakan perangkat penjelajah bulan pertama yang diluncurkan Rusia di era modern sejak peluncuran terakhir pada tahun 1976.
Penulis : Rizky-L-Pratama
Sumber : Kompas TV