> >

Serangan Roket Hujani Pangkalan Udara AS di Irak, 1 Tewas, AS Pertimbangkan Serangan Balasan

Kompas dunia | 4 Maret 2021, 04:07 WIB
Foto udara yang diambil dari helikopter pada 29 Desember 2019 ini menunjukkan pangkalan udara Ain Al-Asad di barat gurun Anbar, Irak. Pangkalan ini dihantam serangan roket pada Rabu (3/3) yang menewaskan seorang kontraktor AS. (Sumber: AP Photo / Nasser Nasser)

WASHINGTON, KOMPAS.TV – Sedikitnya 10 roket menghujani pangkalan udara Amerika Serikat (AS) di barat Irak pada Rabu (3/3), mengakibatkan seorang kontraktor AS tewas.

Gedung Putih memperingatkan akan adanya kemungkinan serangan militer balasan terhadap serangan roket tersebut. Belum ada yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan pertama sejak pasukan AS menyerang sejumlah sasaran milisi pendukung Iran di perbatasan Irak – Suriah pekan lalu.

Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki menyatakan, serangan udara yang dilancarkan oleh pasukan AS pekan lalu bisa menjadi model serangan balasan. Serangan pekan lalu tersebut merupakan serangan balasan atas serangan terhadap pasukan AS di Irak utara pada awal Februari lalu.

Baca Juga: Iran Lakukan Latihan di Perbatasan Irak, Persiapan Hadapi AS?

“Jika kami menilai serangan balasan diperlukan, kami akan beraksi dengan cara dan waktu yang kami tentukan,” ujar Psaki pada Rabu (3/3) seperti dilansir dari Associated Press.

Juru bicara Pentagon John Kirby menyatakan, sang kontraktor AS mengalami serangan jantung saat berlindung dari serangan roket dan meninggal dunia tak lama kemudian. Selain sang kontraktor, tidak dilaporkan adanya korban luka lain. Pasukan Inggris dan Denmark juga termasuk yang berada di pangkalan tersebut..

Serangan udara AS pekan lalu, yang menewaskan seorang anggota milisi pendukung Iran, telah memicu kekhawatiran akan siklus serangan balasan seperti yang terjadi lebih dari setahun lalu. Rangkaian serangan tersebut termasuk serangan pesawat tak berawak pada Januari 2020 yang menewaskan Jenderal Iran Qassim Soleimani di Baghdad dan memicu peningkatan aktivitas dan jumlah pasukan di kawasan tersebut.

Baca Juga: Irak Akan Kejar Seluruh Aset Purbakala Yang Dicuri Pasca Invasi Amerika Serikat Tahun 2003

Kematian kontraktor AS tersebut kian memicu kekhawatiran bahwa AS akan terlibat dalam periode rangkaian serangan yang kian sengit. Ini akan memperumit hasrat pemerintahan Biden untuk membuka pembicaraan dengan Iran seputar kesepakatan nuklir 2015.

Serangan terbaru terjadi 2 hari sebelum Paus Fransiskus dijadwalkan mengunjungi Irak di tengah kekhawatiran situasi keamanan dan pandemi Covid-19. Paus Fransiskus dijadwalkan mengunjungi Baghdad, Irak selatan dan kota Irbil di utara.

Juru bicara pasukan koalisi AS Kolonel Wayne Marotto mengatakan, serangan roket menghantam pangkalan udara Ain Al-Asad di provinsi Anbar pada Rabu pagi waktu setempat. Menurut Kirby, roket ditembakkan dari arah timur pangkalan, dan sistem pertahanan roket di pangkalan digunakan untuk menangkal serangan tersebut.

Pangkalan tersebut merupakan pangkalan yang sama yang diserang Iran dengan rentetan rudal pada Januari tahun lalu sebagai balasan atas pembunuhan Soleimani. Lusinan tentara AS mengalami gegar otak akibat serangan tersebut.

Militer Irak mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan bahwa serangan pada Rabu (3/3) tidak menyebabkan kerugian signifikan. Tentara Irak telah menemukan landasan yang digunakan untuk meluncurkan roket, yakni sebuah truk yang terbakar di kawasan gurun.

Baca Juga: Penampakan Pasca-Serangan Tiga Roket di Dekat Pangkalan Militer AS di Irak

Duta Besar Inggris untuk Irak Stephen Hickey mengutuk serangan tersebut dan mengatakan bahwa serangan itu merusak upaya yang tengah berjalan dalam memerangi kelompok Negara Islam ISIS. “Pasukan koaslisi berada di Irak untuk memerangi ISIS atas undangan pemerintah Irak,” cuitnya. “Serangan-serangan teroris ini merusak perang melawan ISIS dan membuat Irak tidak stabil.”

Pasukan koalisi Denmark yang berada di pangkalan juga tengah membantu membawa kestabilan dan keamanan di Irak. “Serangan keji terhadap pangkalan Ain Al-Asad di Irak sama sekali tidak dapat diterima,” ujar Menteri Luar Negeri Denmark Jeppe Kofod melalui Twitter. Pasukan Denmark menyatakan, dua tentara Denmark yang tengah berada di pangkalan saat serangan terjadi, tidak terluka.

Serangan AS di sepanjang perbatasan pekan lalu merupakan respon terhadap rentetan serangan roket yang menyasar kehadiran AS, termasuk serangan yang menewaskan seorang kontraktor koalisi dari Filipina di luar bandara Irbil.

Pentagon menyatakan bahwa serangan tersebut merupakan “respon militer yang proporsional”.

Marotto menyatakan, pasukan Irak tengah memimpin penyelidikan atas serangan terhadap pangkalan tersebut.

Serangan roket yang sering terjadi di Baghdad yang menyasar Zona Hijau – lokasi Kedutaan Besar AS – yang dijaga ketat, membuat pemerintahan era Presiden Donald Trump frustasi, hingga berbuah ancaman penutupan dan peningkatan serangan. Serangan-serangan tersebut meningkat lagi dalam beberapa pekan terakhir, sejak Presiden Joe Biden menjabat, menyusul jeda selama masa transisi.

AS mengurangi kehadiran pasukannya secara signifikan di Irak pada tahun lalu dan menarik pasukan dari sejumlah pangkalan Irak untuk berkonsolidasi terutama di pangkalan Ain Al-Asad, Baghdad dan Irbil.

Penulis : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU