> >

Jet Pribadi yang Digunakan Pembunuh Jamal Khashoggi Ternyata Hasil Sitaan Putra Mahkota Arab Saudi

Kompas dunia | 26 Februari 2021, 11:20 WIB
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman menghadiri KTT G-20 virtual yang diadakan melalui konferensi video, di Riyadh, Arab Saudi, 22 November 2020. Arab Saudi mengumumkan pada hari Senin, 15 Februari 2021, bahwa mereka berencana untuk berhenti menandatangani kontrak dengan perusahaan asing yang tidak memiliki kantor pusat wilayah di kerajaan tersebut. (Sumber: Bandar Aljaloud / Istana Kerajaan Arab Saudi via AP)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Dokumen rahasia menenai pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi mengungkapkan sang pembunuh menggunakan dua jet pribadi untuk masuk ke Turki.

Berdasarkan laporan tersebut, jet pribadi itu merupakan milik sebuah firma yang sebelumnya disita oleh Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed Bin Salman.

Laporan yang dikeluarkan pihak intelijen Amerika Serikat (AS), Kamis (25/2/2021) tersebut menunjukkan Mohammed Bin Salma menyetujui pembunuhan itu.

Baca Juga: Beli Alat Rajut di Toko Bekas, Wanita Ini Temukan 1 Kg Kokain

Dokumen tersebut, yang merupakan bagian dari tunturan hukum di Kanada didapatkan oleh CNN.

Pada dokumen itu menunjukkan kepemilikan dari Perusahaan Penerbangan Sky Prime telah ditransfer ke dana investasi publik negara sebesar 400 miliar dolasr AS atau setara Rp5,7 kuardriliun pada 2017.

Setahun kemudian jet dari perusahaan tersebut yang digunakan untuk pembunuhan Khashoggi.

Baca Juga: Joe Biden Hubungi Raja Salman, Bicarakan Penegakan Hak Asasi Manusia

CNN mengungkapkan dokumen yang menetapkan hubungan antara jet pribadi itu dengan sang Putra Mahkota AraB Saudi diajukan oleh sekelompok perusahaan milik Arab Saudi.

Hal itu sebagai bagian dari gugatan penggelapan terhadap pejabat intelijen Arab Saudi, Saad Aljabri.

Aljabri sebelumnya telah mengajukan gugatan terhadap Mohammed Bin Salman di Washington DC, tahun lalu.

Baca Juga: 79 Napi Tewas karena Kerusuhan di Penjara Ekuador, Ada yang Dipenggal dan Dimutilasi

Tuduhan tersebut terkait pengiriman tim pembunuh untuk membunuhnya di Kanada beberapa hari setelah Khashoggi dibunuh.

Intelijen AS, CIA sendiri sebelumnya mengungkapkan Mohammed Bin Salman amat mungkin memerintahkan pembunuhan Khashoggi.

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden dikabarkan telah menghubungi Pemimpin Arab Saudi, Raja Salman, terkait posisi AS terhadap penegakan Hak Asasi Manusia.

Penulis : Haryo-Jati

Sumber : Kompas TV


TERBARU