Demonstrasi Myanmar Ricuh, Pengunjuk Rasa Antikudeta Bentrok dengan Pendukung Junta Militer
Kompas dunia | 26 Februari 2021, 07:00 WIBBaca Juga: Jepang Angkut Warganya Meninggalkan Myanmar Pasca Kudeta Militer
Petugas medis menolong pria itu setelah tergeletak usai penyerangan. Tapi kondisinya kini belum diketahui.
“Apa yang terjadi hari ini menunjukkan siapa teroris sebenarnya. Mereka takut akan aksi masyarakat untuk demokrasi,” ujar aktivis antikudeta, Thin Zar Shun Lei kepada Reuters.
Baca Juga: Jepang Angkut Warganya Meninggalkan Myanmar Pasca Kudeta Militer
“Kami akan terus melanjutkan protes damai kami melawan kediktatoran,” tambahnya.
Kekerasan ini menambah kekhawatiran terhadap negara yang sebagian besar telah dilumpuhkan oleh unjuk rasa dan kampanye pembangkangan sipil yang menyerang militer.
Militer sendiri sempat mengeluarkan ancaman agar unjuk rasa bisa berhenti dan pegawai negeri kembali bekerja.
Baca Juga: Menlu Retno Marsudi Dilaporkan Akan Terbang Ke Myanmar Hari Kamis, Apa Agenda Indonesia?
Sebelumnya pihak kepolisian memblokade gerbang utama Universitas Yangon agar para mahasiswa tak bisa keluar dan berdemonstrasi.
Unjuk rasa di Myanmar telah menimbulkan tiga korban jiwa dari para demonstran, dan satu orang polisi tewas.
Sementara itu grup Hak Asasi Manusia (HAM) hingga Rabu (24/2/2021), 728 orang telah ditangkap, didakwa atau dijatuhi hukuman sehubungan dengan unjuk rasa.
Penulis : Haryo-Jati
Sumber : Kompas TV