> >

Rusia Lapor Ke WHO Atas Penularan Virus Flu Burung H5N8 Unggas Kepada Manusia, Ini Tindak Lanjut WHO

Kompas dunia | 21 Februari 2021, 10:08 WIB
Ilustrasi peternakan ayam yang terpapar flu burung. Rusia melaporkan terjadinya penularan virus flu burung H5N8 dari unggas ke manusia, pada 20 Februari 2021 (Sumber: Kompas.com)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Rusia mengatakan pada Sabtu (20/02/2021)  mereka telah memberi tahu WHO tentang temuan mereka atas kasus pertama di dunia penularan flu burung (H5N8) ke manusia.

Pengumuman itu muncul setelah para ilmuwan Rusia mendeteksi kasus pertama penularan virus flu burung H5N8 dari unggas ke manusia.

Kepala pengawas kesehatan Rusia Rospotrebnadzor, Anna Popova, seperti dikutip Straits Times, Minggu (21/02/2021) mengatakan para ilmuwan di laboratorium Vektor telah mengisolasi materi genetik strain virus dari tujuh pekerja di sebuah peternakan unggas di Rusia selatan, tempat wabah tercatat di antara burung-burung tersebut pada bulan Desember.

Para pekerja tidak menderita konsekuensi kesehatan yang serius, tambahnya. Mereka diyakini tertular virus dari unggas di peternakan.

“Informasi tentang kasus pertama penularan flu burung (H5N8) ke manusia telah dikirimkan ke Organisasi Kesehatan Dunia,” kata Popova.

WHO mengkonfirmasi pada hari Sabtu, (20/02/2021) telah diberitahu oleh Rusia tentang perkembangan tersebut.

"Kami sedang berdiskusi dengan otoritas nasional (Rusia) untuk mengumpulkan lebih banyak informasi dan menilai dampak kesehatan masyarakat dari peristiwa ini," kata seorang juru bicara WHO.

Baca Juga: Rusia Umumkan Kasus Pertama Penularan Virus Flu Burung H5N8 Kepada Manusia

Foto daging ayam bagian paha bawah (drumstick) beku ini diabadikan di Moskow, Rusia, pada 20 Februari 2021. Rusia melaporkan terjadinya penularan virus flu burung H5N8 dari unggas ke manusia, pada 20 Februari 2021 (Sumber: Xinhua/Shi Hao)

“Jika dikonfirmasi, ini akan menjadi pertama kalinya H5N8 menginfeksi manusia.” tambah juru bicara WHO tersebut.

WHO menekankan para pekerja Rusia terlihat "tanpa gejala" dan dilaporkan tidak ada penularan lanjutan dari manusia ke manusia.

Menurut WHO, orang biasanya tertular melalui kontak langsung dengan hewan atau lingkungan yang terkontaminasi, dan tidak ada penularan yang berkelanjutan di antara manusia, atau manusia ke manusia.

H5N1 pada manusia dapat menyebabkan penyakit parah dan memiliki angka kematian 60 persen.

Flu burung telah merebak di beberapa negara Eropa termasuk Prancis, di mana ratusan ribu unggas telah dimusnahkan untuk menghentikan penularan.

Baca Juga: Hong Kong Tangguhkan Impor Unggas dari Beberapa Negara Eropa Terdampak Flu Burung H5N8

Pusat Virologi dan Bioteknologi Negara Vektor Rusia, yang mendeteksi penularan ke pekerja peternakan unggas itu, juga mengembangkan salah satu dari beberapa vaksin virus Covid-19 negara itu.

Mereka masih menyimpan virus mulai dari Ebola hingga cacar.

Dalam sambutan yang disiarkan televisi, kepala Vektor Rinat Maksyutov mengatakan  laboratorium tersebut siap untuk mulai mengembangkan alat tes yang akan membantu mendeteksi potensi kasus H5N8 pada manusia dan mulai mengerjakan vaksin.

Baca Juga: Peternak Unggas Asia Hadapi Wabah Flu Burung, Indonesia Larang Impor Unggas Hidup

Uni Soviet pada masanya adalah kekuatan ilmiah dunia dan Rusia selama ini berusaha untuk merebut kembali peran kepemimpinan dalam penelitian vaksin di bawah Presiden Vladimir Putin.

Rusia mendaftarkan vaksin virus corona Sputnik V pada Agustus tahun lalu, beberapa bulan sebelum pesaing Barat dan bahkan sebelum uji klinis skala besar.

Setelah skeptisisme awal di dunia Barat, jurnal Lancet bulan ini menerbitkan hasil yang menunjukkan vaksin Rusia, Sputnik V, aman dan efektif.

Penulis : Edwin-Shri-Bimo

Sumber : Kompas TV


TERBARU