Kalah Banding, Navalny: Rusia Dibangun di atas Ketidakadilan
Kompas dunia | 20 Februari 2021, 18:06 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Alexei Navalny, pengkritik Presiden Rusia Vladimir Putin kalah banding pada hari Sabtu (20/2/2021). Namun, Navalny mendapat pengurangan masa tahanan 1,5 bulan dari hukuman penjara 3,5 tahun.
Aparat Rusia memenjarakan Navalny awal bulan ini karena pelanggaran pembebasan bersyarat. Navalny sendiri mengatakan alasan penangkapannya itu dibuat-buat. Ia juga mengatakan pada pengadilan bahwa ia tak bersalah.
Mengutip Reuters, Amerika dan negara-negara Eropa mengutuk kasus itu dan sedang mendiskusikan kemungkinan sanksi terhadap Rusia.
Baca Juga: Putin Dituduh Navalny Miliki Rumah Mewah di Laut Hitam, Ternyata Properti Itu Punya Seorang Miliuner
Pengadilan Moskow menolak banding Navalny atas penangkapan itu. Pengadilan juga mengurangi masa hukuman penjara selama enam minggu dari total hukuman penjara 3,5 tahun.
Sebelumnya Navalny telah menjalani tahanan rumah selama sekitar dua tahun delapan bulan karena kasus pencucian uang. Dengan penangkapannya, pengacara Navalny mengatakan pemimpin oposisi Rusia itu sekarang akan menghabiskan lebih dari 2,5 tahun di balik jeruji besi.
Navalny menanggapi sinis keputusan itu.
“Mereka telah mengurangi hukuman selama 1,5 bulan. Bagus!" katanya dari sangkar kaca ruang sidang.
Navalny kembali ke Rusia bulan lalu dari Jerman, tempat ia memulihkan diri dari keracunan syaraf mematikan di Siberia pada Agustus 2020. Navalny menuduh Putin memerintahkan percobaan pembunuhan itu.
Putin membantah tuduhan itu. Ia juga menuduh balik Navalny adalah bagian dari trik kotor yang didukung AS untuk mendiskreditkannya.
Navalny mengatakan dia tidak dapat melapor ke layanan penjara Moskow tahun lalu karena dia sedang menjalani pemulihan di Jerman pada saat itu.
"Saya tidak ingin banyak pamer, tetapi seluruh dunia tahu di mana saya berada," kata Navalny kepada hakim. "Setelah sembuh, saya membeli tiket pesawat dan pulang."
Baca Juga: Laporkan Kematian Seorang Pengunjuk Rasa Akibat Aksi Brutal Polisi, Jurnalis Belarusia Disidang
Navalny mengatakan dia tidak menyesal kembali ke Rusia. Ia juga mengatakan keyakinannya pada Tuhan menguatkan dirinya.
"Kekuatan adalah kebenaran," ujarnya, dikutip dari Reuters.
“Negara kami dibangun di atas ketidakadilan. Tapi puluhan juta orang menginginkan kebenaran. Dan cepat atau lambat mereka akan mendapatkannya," tegas Navalny.
Navalny akan kembali menjalani persidangan pada Sabtu malam. Persidangan itu terkait dugaan ucapan pencemaran nama baik.
Navalny dituduh mencemarkan nama baik seorang veteran Perang Dunia Kedua yang ikut terlibat dalam video promosi yang mendukung reformasi konstitusi tahun lalu. Reformasi konstitusi ini memungkinkan Putin mencalonkan diri kembali untuk dua periode jabatan lagi setelah 2024, jika ia mau.
Baca Juga: Ketua Yayasan Anti Korupsi Rusia: Pemerintah Terguncang Protes Menuntut Pembebasan Alexei Navalny
Navalny menggambarkan orang-orang dalam video itu sebagai pengkhianat dan antek korup. Namun, dia mengatakan komentarnya tidak secara khusus tertuju pada veteran itu. Navalny mengatakan pihak berwenang menggunakan tuduhan itu untuk mencoreng reputasinya.
Jaksa penuntut negara bagian meminta pengadilan menjatuhkan denda 950.000 rubel atau setara Rp180 juta.
Penangkapan dan pemenjaraan Navalny memicu protes jalanan nasional di Rusia. Namun sekutu Navalny menghentikan demonstrasi besar sampai musim semi.
Penulis : Ahmad-Zuhad
Sumber : Kompas TV