> >

Badan Antariksa Eropa Cari Kandidat Astronot, Syaratnya Antara Lain Perempuan dan Tenang

Kompas dunia | 16 Februari 2021, 22:15 WIB
Astronot Italia Samantha Cristoforetti tengah berbicara melalui telepon satelit di luar kapsul angkasa Soyuz TMA-15M setelah ia bersama astronot AS Terry Virts dan kosmonot Rusia Anton Shkaplerov mendarat di sebuah area terpencil di luar kota Dzhezkazgan, Kazakhstan, pada 11 Juni 2015. (Sumber: AP Photo / Ivan Sekretarev)

PARIS, KOMPAS.TV – Apakah Anda seseorang yang tenang saat berada di bawah tekanan dan nol gravitasi, terbuka untuk pengalaman perjalanan ke luar angkasa dan seorang perempuan? Jika ya, Anda mungkin bisa jadi kandidat utama dalam perekrutan astronot pertama dalam 11 tahun oleh Badan Antariksa Eropa (ESA).

ESA yang merupakan NASA-nya Eropa, kali ini menekankan keragaman untuk mengubah komposisi awaknya yang didominasi kaum lelaki kulit putih, seperti dilansir dari Associated Press.

Tahun ini, ESA hendak merekrut tak cuma astronot perempuan, tapi juga para penyandang disabilitas yang punya mimpi melakukan perjalanan ke luar angkasa.

Baca Juga: NASA Siapkan Astronot Perempuan Pertama yang Akan Menginjakkan Kaki di Bulan

“Kami akan menuju Bulan dan Mars. Kami membutuhkan para astronot luar biasa di masa depan,” kata Direktur ESA Jenderal Jan Worner. “Untuk bisa pergi lebih jauh dari yang pernah kita jelajahi, kita perlu melihat dalam lingkup yang lebih luas dari yang pernah kita lakukan.”  

Dari 560 orang yang pernah menjelajah luar angkasa, hanya 65 di antaranya yang merupakan perempuan. Dari 65 perempuan tersebut, 51 di antaranya merupakan warga negara Amerika Serikat (AS). ESA sendiri hanya pernah mengirim 2 perempuan ke luar angkasa – Claudie Haignere dan Samantha Cristoforetti – dan kini tengah berupaya menyeimbangkan komposisi itu.

Baca Juga: NASA Berangkatkan Tim Astronot Perempuan Pertama

ESA menyatakan, sudah tiba waktunya untuk mengirim para penyandang disabilitas ke luar angka sebagai bagian dari inisiatif Proyek Kelayakan Parastronot. Menurut ESA, ini merupakan kali pertama sebuah badan antariksa di manapun membuka proses rekruitmen bagi para penyandang disabilitas.

“Mewakili seluruh bagian masyarakat kita merupakan hal yang kami perhatikan dengan sangat serius,” ucap David Parker, Direktur Eksplorasi Robotik dan Manusia ESA. “Keragaman di ESA bukan hanya meliputi asal, usia, latar belakang atau jenis kelamin para astronot kami, tapi juga mungkin keterbatasan fisik.”

Baca Juga: Astronot Rekam Indahnya Aurora dari Luar Angkasa

Astronot Inggris Tim Peake menyambut positif pendekatan tersebut, dan menyatakan, “Mudah-mudahan ini akan mengubah lanskap agar orang-orang dari latar belakang beragam bisa melihat bahwa ternyata ada kesempatan di sini untuk menjadi bagian dari pelopor luar angkasa Eropa yang baru.”

Lalu, apa lagi persyaratan bagi para calon astronot masa depan ini? Sabar. ESA mengungkapkan, proses rekruitmen akan memakan waktu sekitar 18 bulan, sebelum akhirnya ESA memilih segelintir calon astronot.

Penulis : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU