Tolak Dipenjara Karena Dianggap Menghina Kerajaan, Rapper Spanyol Kunci Diri di Kampus
Kompas dunia | 16 Februari 2021, 12:25 WIBBaca Juga: Film 'The Endless Trench' Wakili Spanyol di Ajang Oscar
Lewat Twitter, sang rapper mencuitkan, “Mereka harus mendobrak masuk untuk menangkap dan memenjarakan saya.”
Kata Hasel, aksi mengunci diri di kampus merupakan seruan untuk mengatur solidaritas dan menghilangkan tekanan di jalanan.
“Ada banyak solidaritas dari orang-orang yang paham bahwa ini bukan sekedar serangan terhadap saya,” imbuh Hasel. “Tapi juga terhadap kebebasan fundamental demokrasi kita. Kebebasan yang terus-menerus ditekan oleh negara. Saat menghadapi serangan, kita harus memberikan jawaban kolektif.”
Secara tak terduga, pemerintahan koalisi sayap kiri Spanyol pekan lalu mengumumkan akan melakukan perubahan terhadap hukum pidana negara untuk menghapus hukuman penjara bagi pelanggaran yang melibatkan kebebasan berekspresi. Namun, pengumuman itu tidak secara spesifik menyebut Hasel atau menetapkan batas waktu perubahan.
Namun, proposal perubahan itu ditolak oleh oposisi konservatif Partai Populer dan partai sayap kanan Partai Suara.
Baca Juga: JK: Kalau Sekedar Bertanya Saja Sudah Tidak Boleh, Bagaimana Mau Mengkritik?
Perubahan di bawah Undang-undang Keamanan Publik yang baru, yang dikenal juga sebagai ‘Hukum Gag’, dibuat pada 2015 oleh Partai Populer pemerintah saat itu. Hukum ini telah lama dikecam oleh kelompok hak asasi manusia dan organisasi internasional karena berpotensi membatasi kebebasan berekspresi atas nama melindungi institusi negara dan agama.
“Penahanan Pablo Hasel membuat pedang menggantung di atas kepala seluruh tokoh publik yang berani mengkritik terang-terangan tindakan lembaga negara, semakin terbukti," demikian bunyi petisi para seniman Spanyol. “Kami sadar bahwa jika kami membiarkan Pablo dipenjara, besok mereka akan mengejar salah satu dari kami, sampai mereka membungkam semua upaya pembangkangan.”
Amnesty International (AI) cabang Spanyol juga membela Hasel dan mendesak pemerintah untuk melakukan perubahan hukum.
“Pengungkapan ekspresi yang tidak secara jelas dan langsung menyulut aksi kekerasan, tidak dapat dikriminalisasi,” ujar direktur cabang AI Esteban Beltran.
Penulis : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV