> >

Diam-diam Terima Vaksin, Peru Selidiki Skandal Vaksin Sejumlah Pejabatnya

Kompas dunia | 16 Februari 2021, 09:18 WIB
Botol vaksin Covid-19 besutan Sinopharm, perusahaan farmasi asal China. (Sumber: AP Photo / Martin Mejia)

LIMA, KOMPAS.TV – Skandal seputar vaksin Covid-19 tentang prioritas penerima vaksin, ternyata tak cuma terjadi di Indonesia. Skandal serupa pun terjadi di Peru.

Presiden Peru Francisco Sagasti menyatakan pada Senin (15/2) bahwa penyelidikan tengah berlangsung terkait adanya sejumlah pejabat pemerintah yang diam-diam menerima suntikan vaksin, mendahului para pekerja kesehatan yang menjadi prioritas.

“Pertempuran habis-habisan yang telah kita lancarkan melawan pandemi di Peru telah menunjukkan, bahwa selain virus, kita juga harus menghadapi masalah internal bahwa sejumlah pejabat publik telah memprioritaskan kepentingan mereka sendiri di atas kepentingan umum. Seperti sebagian besar rakyat Peru, saya marah,” kata Fransisco Sagasti di Lima, Peru seperti dikutip dari Associated Press, Senin (15/2).

Baca Juga: Helena Lim Diperiksa Polisi soal Vaksinasi Covid-19 yang Diperolehnya

“Seperti yang saya katakan kemarin, proses penyelidikan dan pemberian sanksi bagi mereka yang bertanggung jawab sedang berjalan,” tambahnya.

Skandal ini meletus pada Kamis lalu saat mantan Presiden Martin Vizcarra, yang diberhentikan oleh Kongres pada 9 November tahun lalu akibat dugaan korupsi, mengonfirmasi laporan sebuah surat kabar yang menyebut bahwa ia dan istrinya diam-diam telah menerima suntikan vaksin Sinopharm buatan perusahaan farmasi China pada bulan Oktober silam. Menteri Kesehatan Pilar Mazzetti juga mengundurkan diri pada Jumat setelah para legislator menuduhnya menutupi informasi tentang hal ini.

Baca Juga: Ada Sanksi Pidana Bagi Penolak Vaksin Corona

Menteri Luar Negeri Peru Elizabeth Astete mengundurkan diri pada Minggu (14/2). Allan Wagner segera dilantik menggantikan posisinya. Astete, yang memimpin negosiasi Peru dalam memberi 1 juta dosis vaksin Sinopharm, pada Minggu (14/2) menyatakan dalam sebuah surat bahwa ia telah divaksinasi dengan dosis pertama pada 22 Januari.

Lewat cuitannya di Twitter, Sagasti mengatakan bahwa selama pemerintahan Vizcarra, Peru telah menerima 2.000 dosis ekstra vaksin Sinopharm dan sejumlah pejabat publik senior telah divaksinasi.  

Menteri Kesehatan Peru yang baru, Oscar Ugarte menyatakan pada Minggu malam bahwa Sagasti telah memerintahkan pengunduran diri seluruh pejabat yang diam-diam telah menerima vaksin dari China itu. Ugarte juga menyatakan, penyelidikan akan berlangsung untuk mengungkap sejumlah pejabat lain yang diam-diam telah divaksin pada September.

Baca Juga: Hampir 8 Juta Tenaga Kesehatan India Divaksinasi Covid-19 Hanya Dalam Waktu 28 Hari

Berbicara pada Senin (15/2), Vizcarra meminta maaf atas tindakan-tindakan pejabat pemerintahannya, dan menyatakan bahwa ia seharusnya lebih transparan pada publik.

“Saya sadar bahwa saya seharusnya menginformasikan soal ini pada publik, apalagi dalam posisi saya sebagai kepala negara. Saya bertanggung jawab atas hal ini. Saya meminta rakyat Peru untuk menerima permintaan maaf saya,” kata sang mantan presiden Peru itu.

Para dokter dan perawat di Peru telah memprotes karena mereka tidak dimasukkan dalam daftar kelompok pertama orang-orang yang divaksinasi. Pandemi telah menewaskan 306 dokter dan 125 perawat, dan lebih dari 20.000 dokter dan perawat terpapar virus corona. Menurut data dari Universitas Johns Hopkins, Peru tercatat memiliki 1,2 juta kasus Covid-19, dengan 43.491 kematian terkait Covid-19.

Penulis : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU