Varian Baru Covid-19 Ditemukan di Amazon Brasil, Diklaim Tiga Kali Lebih Berbahaya
Kompas dunia | 12 Februari 2021, 08:54 WIBMANAUS, KOMPAS.TV - Varian baru Covid-19 ditemukan di daerah Amazon, Manaus, Brasil, dan diyakini tiga kali lebih berbahaya.
Klaim itu diungkapkan oleh Menteri Kesehatan Brasil, Kamis (11/2/2021) waktu setempat.
Namun, Kementerian Kesehatan Brasil menegaskan pada analisis awal bahwa vaksin masih efektif untuk melawannya, meski tanpa bukti yang menguatkan.
Baca Juga: Balas Tindakan Inggris, China Larang BBC World News Bersiaran di Negaranya
Menteri Kesehatan Brasil, Eduardo Pazuello berada di bawah tekanan setelah varian baru Covid-19 menghantam hutan kota Manaus.
Pazuello pun berusaha meyakinkan para legislator bahwa gelombang wabah dalam beberapa bulan terakhir ini terkendali, meski tak terduga.
“Terima kasih Tuhan, kami memiliki berita yang jelas dari analisis bahwa vaksin masih memiliki dampak pada varian ini,” ujar Pazuello dikutip dari Al-Jazeera.
Baca Juga: Biarawati Tertua di Eropa yang Sembuh Dari Covid-19 Rayakan Ulang Tahun ke 117
“Namun varian ini lebih berbahaya. Berdasarkan analisis kami, ini tiga kali lebih berbahaya,” tambahnya.
Namun, Pazuello tak menjelaskan lebih lanjut bagaimana analisis efektivitas vaksin terhadap Covid-19 varian baru.
Kementerian Kesehatan yang tak langsung merespin saat diminta informasi lebih lanjut mengenai analisis tersebut.
Baca Juga: Joe Biden Batalkan Perintah Nasional untuk Pendanaan Tembok Perbatasan Donald Trump
Sementara itu, Butantan Institut di Sao Paulo, yang bekerja sama dengan Sinovac untuk tes dan produksi vaksin tersebut di Brasil mengungkapkan mulai mempelajari varian baru dari Manaus, namun belum bisa memberikan kesimpulan pada dua pekan.
Sementara itu, Fiocruz pusat biomedis di Rio De Janeiro, yang bekerja sama dengan AstraZeneca, telah mengirim sampel varian baru Covid-19 ke Oxford untuk dipelajari dan menunggu hasilnya.
Brasil sendiri sudah memulai vaksinasi dengan Sinovac dan AstraZeneca sejak tiga pekan lalu.
Penulis : Haryo-Jati
Sumber : Kompas TV