Orang Tertua Eropa, Seorang Biarawati Berusia 116 Tahun Sembuh dari Covid-19
Kompas dunia | 10 Februari 2021, 07:05 WIBTOULON, KOMPAS.TV - Seorang biarawati bernama Andre dari Toulon di Prancis selatan - orang tertua di Eropa dan diyakini sebagai orang tertua kedua di dunia - terinfeksi Covid-19 dan sembuh. Saat ditanya, dirinya bersikeras mengatakan sudah tidak takut mati akibat virus corona, dan dalam perjalanannya tidak mengalami gejala saat terinfeksi virus tersebut.
Biarawati tuna netra Prancis berusia 116 tahun itu selamat dari Covid-19 dan bahkan tidak memiliki gejala. Suster Andre akan merayakan ulang tahunnya yang ke 117 Kamis ini, tanggal 11 Februari, kata pengasuhnya.
Nama aslinya adalah Lucile Randon dan dia mengambil nama Suster Andre ketika mengucapkan sumpahnya pada tahun 1944. Dia dinyatakan positif mengidap Covid-19 di rumah jompo di Toulon, Prancis selatan,16 Januari lalu.
Biarawati itu diisolasi dari penghuni lain, tetapi selama dirawat tidak menunjukkan gejala apa pun.
Ditanya apakah dia takut dengan virus Corona yang telah menewaskan lebih dari 2 juta di seluruh dunia dan banyak meminta nyawa populasi lansia, Suster Andrew bersikeras dia tidak takut.
Baca Juga: Aktor Pemenang Oscar Tertua Christopher Plummer Meninggal di Usia 91 Tahun
Dia mengatakan kepada televisi BFM Prancis, "Tidak, saya tidak takut karena saya tidak takut mati ... Saya senang bersama Anda, tetapi saya ingin berada di tempat lain - bersama kakak laki-laki dan kakek serta nenek saya,"
David Tavella, juru bicara panti jompo Sainte Catherine Laboure, mengatakan Suster Andrew sejauh ini baik-baik saja.
"Kami menganggap dia sudah sembuh dan pulih (dari Covid-19). Dia sangat tenang dan dia berharap bisa merayakan ulang tahunnya yang ke 117 pada hari Kamis."
David mengatakan Suster Andre sangat bersemangat untuk merayakan ulang tahunnya, namun kali ini dengan tamu yang lebih sedikit dari biasanya karena risiko infeksi virus corona.
"Dia sangat beruntung," tambah David.
Baca Juga: Julia Flores Colque Orang Tertua di Dunia
Suster Andre, yang lahir pada tanggal 11 Februari 1904, dianggap sebagai orang tertua kedua di dunia menurut Daftar Peringkat Supercentenarian Dunia dari Gerontology Research Group (GRG).
Orang tertua di dunia yang diketahui saat ini adalah Kane Tanaka dari Jepang, yang berusia 118 tahun pada 2 Januari lalu.
20 orang tertua di dunia dalam daftar GRG semuanya adalah wanita, dimana penelitian menunjukkan wanita cenderung hidup lebih lama dari pria di sebagian besar negara di dunia.
Dunia terkadang mendapat semangat baru oleh kasus-kasus penyintas Covid yang berusia satu abad, di tahun di mana terlalu banyak keluarga kehilangan orang tua dan sanak saudara yang mereka cintai.
Pat Aldridge, yang saat itu berusia 105 tahun, dirawat di rumah sakit karena Covid-19 di Somerset Inggris Mei tahun lalu, pada gelombang pertama pandemi di Inggris.
Dia berkata pada saat itu: "Saya baik-baik saja. Saya tidak tahu tentang virus itu, saya tidak tahu apa itu. Saya yang beruntung."
Baca Juga: Nenek Penyintas Covid-19 Usia 109 Tahun Menjadi Penerima Vaksin Covid-19 Tertua di Dunia
Tragisnya, beberapa orang sangat lanjut usia tidak selamat, termasuk mereka yang berhasil selamat dari pandemi Flu Spanyol awal abad 20.
Hilda Churchill, 108, yang selamat dari dua perang dunia dan wabah 1919, meninggal beberapa jam setelah didiagnosis positif Covid-19 Maret lalu.
Saat itu dia diyakini sebagai salah satu orang tertua di Inggris yang terjangkit virus tersebut.
Cucunya, Anthony Churchill, mengenang sang nenek yang berkisah tentang flu Spanyol di awal abad 20, dimana sat itu dia kehilangan saudara perempuannya yang berusia 12 tahun.
“Dia mengatakan betapa menakjubkannya sesuatu yang tidak bisa Anda lihat bisa begitu menghancurkan.”
Baca Juga: Pasien Positif Covid-19 Tertua di Indonesia Sembuh, Gubernur Jatim Khofifah Ungkap Rahasianya
Seorang warga Inggris berusia 100 tahun yang selamat dari upaya pembunuhan Nazi, kecelakaan pesawat, kanker payudara, terinfeksi Covid-19 dan meninggal beberapa hari setelah berulang tahun.
Joy Andrew, seorang penderita demensia meninggal di rumah perawatan setelah menjalani kehidupan yang penuh petualangan, diantaranya adalah lolos dari upaya pembunuhan saat ia kembali ke Jerman sebagai bagian dari pasukan pendudukan setelah Perang Dunia II.
Putri Joy, Michele Andrew, mengenang pada saat itu: "Ibuku menjalani kehidupan yang penuh dengan drama, tetapi melihat pengalamannya sebagai hal yang biasa."
Penulis : Edwin-Shri-Bimo
Sumber : Kompas TV