Pemimpin Tertinggi Militer Myanmar Pidato, Berjanji Serahkan Kekuasaan Kepada Pemenang Pemilu Baru
Kompas dunia | 9 Februari 2021, 01:12 WIBBaca Juga: Kudeta Myanmar: Tenaga Kesehatan, Biksu, Suku Minoritas, Bergabung Unjuk Rasa Menentang Militer
Hlaing juga mengatakan akan terus melanjutkan upaya repatriasi warga Muslim Rohingya yang mengungsi ke Bangladesh menyusul kampanye militer brutal terhadap kelompok tersebut tahun 2017.
PBB menyebut peristiwa itu memenuhi syarat sebagai pembantaian massal.
Hlain tidak menyebut kata “Rohingya” untuk menggambarkan, namun menyebut “warga pengungsi yang sekarang berada di Bangladesh,”
Istilah Rohingya selama ini sangat dihindari oleh kaum nasionalis Myanmar, yang menganggap mereka bukan sebagai kelompok etnis atau suku, namun sebagai imigran illegal dari Bangladesh.
Baca Juga: Pengunjuk Rasa Penentang Kudeta Myanmar Dihadang Polisi dengan Meriam Air
Unjuk rasa terjadi di seluruh negeri dan meluas ke banyak kota di Myanmar pada hari Senin, (08/02/2021)
Min Aung Hlaing tidak menyebut maupun menyinggung unjuk rasa pada pidatonya.
Pemerintah militer menerapkan jam malam dan pelarangan berkumpul lebih dari lima orang di dua kota terbesar Myanmar sejam Senin, seiring unjuk rasa yang makin membesar.
Aturan tersebut mencakup Yangon dan Mandalay, dan diterapkan kecamanta per kecamatan.
Penulis : Edwin-Shri-Bimo
Sumber : Kompas TV