> >

Beberapa Penelitian Menunjukkan Orang Dapat Terjangkit Covid-19 Lagi Setelah Sembuh

Kompas dunia | 9 Februari 2021, 05:00 WIB
Ilustrasi virus Corona. Penelitian menunjukkan orang yang pernah terjangkit Covid-19 dapat kembali terinfeksi Covid-19 varian baru. (Sumber: AP Illustration/Peter Hamlin)

JOHANNESBURG, KOMPAS.TV - Semakin banyak penelitian yang menunjukkan, orang yang pernah terjangkit COVID-19 masih bisa kembali terinfeksi lagi (infeksi ulang) oleh varian baru Covid-19.

Ilmuwan masih belum dapat menjawab berapa lama kekebalan tubuh yang muncul setelah terjangkit Covid-19 dapat bertahan.

Para ilmuwan masih menganggap infeksi ulang adalah kasus yang cukup langka dan biasanya tak memiliki gejala serius seperti infeksi pertama. Namun perkembangan terkini di seluruh dunia telah menimbulkan kekhawatiran.

Baca Juga: Palestina Terima 10.000 Dosis Vaksin Corona Sputnik V Rusia

Mengutip AP News, studi vaksin di Afrika Selatan menemukan kembali kasus Covid-19 pada 2% orang yang pernah terjangkit varian Covid-19 sebelumnya.

Brazil juga mencatat beberapa kasus serupa terkait varian baru Covid-19. Para peneliti sedang meneliti apakah kasus infeksi ulang dapat menjelaskan lonjakan kasus baru-baru ini di kota Manaus. Sebelumnya kira-kira tiga perempat penduduk Manaus telah terinfeksi Covid-19.

Di Amerika Serikat, sebuah penelitian menemukan, hal mirip. Anggota marinir Amerika yang terbukti pernah terjangkit Covid-19 menjalani tes berkali-kali. Namun, 10 persen di antaranya kembali terinfeksi Covid-19.

Penelitian itu dilakukan sebelum varian baru mulai menyebar, kata pimpinan tim peneliti Dr. Stuart Sealfon dari Icahn School of Medicine di Mount Sinai, New York.

"Infeksi sebelumnya tidak membuat Anda dapat lolos begitu saja," kata Sealfon. "Tetap ada risiko besar infeksi ulang."

Baca Juga: Bill Gates Prediksi Dua Bencana Berikutnya, Diyakini Lebih Parah dari Covid-19

Orang yang kembali terjangkit Covid-19 tanpa gejala atau bergejala ringan masih bisa menyebarkan virus. Itu sebabnya otoritas kesehatan Amerika Serikat mendesak vaksinasi sebagai solusi jangka panjang dan mendorong orang untuk memakai masker, menjaga jarak fisik dan sering mencuci tangan.

“Ini merupakan dorongan untuk melakukan apa yang telah kami katakan selama ini: untuk memvaksinasi orang sebanyak dan secepat mungkin sesuai kemampuan kita,” kata Dr. Anthony Fauci, pakar penyakit menular terkemuka pemerintah Amerika.

Menurut Fauci, kekebalan tubuh dari vaksin sedikit lebih baik dari kekebalan tubuh orang yang pernah terjangkit Covid-19.

Para dokter di Afrika Selatan mulai khawatir melihat lonjakan kasus akhir tahun 2020 di daerah yang pernah tertular Covid-19 sebelumnya.

Dr. Shabir Madhi dari Universitas Witwatersrand Johannesburg menyatakan, berbagai indikasi menunjukkan, orang yang pernah terjangkit Covid-19 akan memiliki kekebalan tubuh selama setidaknya 9 bulan.

Baca Juga: Sindikat Pembuat Vaksin Corona Palsu di China Digerebek, 80 Orang Ditangkap

Karena itu, ia menyebut, mestinya gelombang kedua Covid-19 di Afrika Selatan bisa "lebih tenang".

Para ilmuwan telah menemukan varian baru Covid-19 yang lebih menular dan lebih resisten pada pengobatan tertentu. Varian baru ini telah menyebabkan lebih dari 90% kasus baru di Afrika Selatan dan telah menyebar ke-40 negara lain, termasuk Amerika Serikat.

Madhi telah memimpin tim peneliti yang menguji vaksin Novavax. Mereka menemukan bahwa vaksin itu kurang efektif melawan varian baru Covid-19.

Penulis : Ahmad-Zuhad

Sumber : Kompas TV


TERBARU