> >

Arab Saudi Batalkan Vonis Hukuman Mati atas Tiga Pemuda Pemrotes Pemerintah

Kompas dunia | 8 Februari 2021, 23:45 WIB

Seorang pria bermasker berjalan melewati spanduk yang menunjukkan Raja Saudi Salman, kanan, dan putranya Putra Mahkota Mohammed bin Salman, di luar sebuah mal di Jeddah, Arab Saudi, Rabu, 16 Desember 2020 (Sumber: AP Photo)

RIYADH, KOMPAS.TV - Arab Saudi memberi keringanan pada tiga laki-laki yang divonis hukuman mati. Ketiga laki-laki itu masih di bawah umur saat ditangkap karena ikut serta dalam protes anti-pemerintah.

Mengutip Aljayeera, ketiga pemuda itu bernama Ali al-Nimr, Dawood al-Marhoon dan Abdullah al-Zaher¸.

Komisi Hak Asasi Manusia (HRC) Arab Saudi mengatakan pada Minggu (7/2/2021) bahwa ketiga pemuda itu telah "dijatuhi hukuman 10 tahun penjara". Mereka akan bebas pada 2022 karena telah mendekam di penjara selama sekitar 9 tahun.

Baca Juga: Palestina Terima 10.000 Dosis Vaksin Corona Sputnik V Rusia

Pada April 2020, kerajaan Arab Saudi mengakhiri penerapan hukuman mati bagi orang-orang yang masih di bawah umur pada saat melakukan kejahatan, dengan pengecualian kasus-kasus yang melibatkan undang-undang kontra-teror.

Ketiga pemuda itu berasal dari komunitas minoritas Syiah dan berusia di bawah 18 tahun ketika mereka tertangkap atas tuduhan terkait "terorisme" selama protes pro-demokrasi pada tahun 2012.

"Berita baik untuk Ali al-Nimr yang dijatuhi hukuman mati di KSA karena menghadiri protes pro-demokrasi ketika dia baru berusia 17 tahun," kata Maya Foa, direktur kelompok kampanye Reprieve yang berbasis di Inggris melalui akun Twitter-nya.

Arab Saudi menjadi salah satu negara dengan tingkat hukuman mati tertinggi di dunia. Negara ini secara drastis mengurangi jumlah eksekusi mati pada 2020. Menurut HRC, 27 orang dieksekusi pada tahun 2020, turun 85 persen dari tahun sebelumnya.

HRC juga mengatakan April lalu bahwa Arab Saudi menghapus hukuman cambuk.

Baca Juga: Rekam Video Porno di Pangkalan Rahasia Kapal Selam Nuklir, Tentara Ini Bahayakan Keamanan Nasional

Perubahan ini terkait dengan pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di konsulat Arab Saudi di Istanbul pada Oktober 2018. Sejak saat itu, dunia makin mengawasi catatan pelanggaran hak asasi manusia oleh monarki Saudi ini.

Selama tiga tahun terakhir di bawah kepemimpinan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, Arab Saudi telah menahan para aktivis, pemimpin agama dan anggota keluarga kerajaan karena perbedaan pendapat.

Joe Biden ikut mengkritik Arab Saudi terkait catatan hak asasi manusia mereka sebelum terpilih sebagai presiden AS November lalu.

Penulis : Ahmad-Zuhad

Sumber : Kompas TV


TERBARU