Indonesia dan Malaysia Desak Negara-Negara ASEAN Bicarakan Kudeta Myanmar
Kompas dunia | 5 Februari 2021, 20:02 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Pemimpin Indonesia dan Malaysia mengutarakan keprihatinan atas terjadinya kudeta militer di Myanmar dan meminta jajaran menteri luar negeri ASEAN untuk mengadakan pertemuan khusus yang membahas peristiwa tersebut, untuk memelihara kestabilan politik di wilayah Asia Tenggara.
Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin usai bertemu presiden Indonesia Joko Widodo di Jakarta hari Jum'at, (05/02/2021) mengatakan, "Indonesia dan Malaysia menganggap serius situasi politik di Myanmar," seraya melanjutkan, "Ini adalah langkah mundur dari transisi demokrasi di Myanmar. Kami kuatir pergolakan politik di Myanmar bisa mengganggu keamanan dan kestabilan wilayah ini,"
Militer Myanmar hari Senin (01/02/2021) mengumumkan pengambilalihan kekuasaan selama satu tahun, menuding pemerintahan Liga Nasional Untuk Demokrasi dibawah Aung San Suu Kyi tidak menyelidiki tuduhan kecurangan pemilu yang digelar November lalu.
Baca Juga: Mahasiswa dan Dosen di Myanmar Turun ke Jalan Untuk Protes Kudeta
Pada pemilu tersebut, partai Suu Kyi menang telak dan partai yang didukung militer kalah telak. KPU Myanmar menolak tudingan militer dan mengatakan tudingan itu belum memiliki bukti kuat.
Muhyiddin mengatakan dia dan Presiden Joko Widodo sudah meminta menteri luar negeri masing-masing berbicara dengan ketua ASEAN saat ini untuk menjadwalkan pertemuan khusus jajaran menteri luar negeri dengan agenda membahas pergolakan politik Myanmar, termasuk isu etnis Muslim Rohingya yang mengungsi ke Bangladesh.
Anggota ASEAN adalah Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Saat ini ketua ASEAN dipegang Brunei.
Baca Juga: Orang Kepercayaan Aung San Suu Kyi Ditangkap Militer Myanmar, Terancam Hukuman Penjara Seumur Hidup
Indonesia dan Malaysia keduanya adalah negara dengan penduduk mayoritas Muslim dan menyatakan keprihatinan tentang nasib etnis Rohingya menyusul kudeta kemarin.
Sejak 2017 hingga saat ini ada lebih dari 700,000 warga Rohingya mengungsi dari Myanmar ke Bangladesh, menyusul operasi militer Myanmar menanggapi berbagai serangan kelompok pemberontak Rohingya. Aparat keamanan Myanmar dituduh melakukan pemerkosaan massal, pembunuhan dan pembakaran ribuan rumah warga Muslim Rohingya.
Presiden Indonesia Joko Widodo menegaskan, "Isu Rohingya tetap menjadi keprihatinan kami," seraya menambahkan, "Untuk mewujudkan visi masyarakat ASEAN, sangat penting bagi kita semua untuk menghormati Piagam ASEAN, terutama menghormati supremasi hukum, pemerintahan yang baik, demokrasi, HAM, dan pemerintahan yang konstitusional,"
Baca Juga: Keseharian Indonesia dan Myanmar Ternyata Sangat Mirip, Selera Musik Sampai Gaya Jualan Kaki Lima
Kunjungan PM Malaysia Muhyiddin Yassin ini adalah yang pertama kali sejak dia resmi menjadi PM Maret tahun lalu.
Malaysia dan Indonesia adalah negara serumpun yang memiliki sangat banyak kesamaan di bidang agama, bahasa, dan budaya.
Penulis : Edwin-Shri-Bimo
Sumber : Kompas TV