> >

Kudeta Myanmar: Pukuli Panci, Wajan, Perabotan Dapur dan Pencet Klakson, Warga Yangon Protes Kudeta

Kompas dunia | 3 Februari 2021, 06:05 WIB
Hiruk pikuk berisik suara wajan, panci, perabotan dapur dan suara klakson sahut-menyahut di seantero Yangon, Myanmar, sebagai tanda protes dan penolakan atas kudeta militer yang menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi, demikian dilansir dari Associated Press, Rabu (03/02/2021) (Sumber: CNA/AFP)

YANGON, KOMPAS.TV - Hiruk pikuk berisik suara wajan, panci, perabotan dapur dan suara klakson sahut-menyahut di seantero Yangon, Myanmar, sebagai tanda protes dan penolakan atas kudeta militer yang menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi, demikian dilansir dari Associated Press, Rabu (03/02/2021). 

Berbagai pengguna sosial media melakukan siaran langsung memperlihatkan warga, termasuk ibu-ibu dan nenek-nenek berdiri di depan rumah maupun di balkon dan memukuli perabotan dapur mereka hingga lemas, beberapa meneriakkan slogan-slogan anti kudeta. 

Menjelang malam, giliran bunyi klakson sahut-menyahut di seantero Yangon saat pengendara bergerak mendukung kampanye pembangkangan masyarakat.

Baca Juga: AS Minta Militer Myanmar Hormati Hukum dan Suara Rakyat

"Ini untuk menunjukkan dukungan bagi demokrasi di Myanmar, dari rumah kami, dengan membuat suara sekeras-kerasnya, memukuli perabotan apa saja yang kami temui di dapur (panci dan wajan termasuk), lalu kami berteriak-teriak," tutur seorang pengguna Facebook seperti dikutip Reuters

San Tint yang menyiarkan secara langsung peristiwa itu kepada Reuters mengatakan, tujuan mereka adalah untuk mengusir setan.

Tidak ada informasi siapa yang dirujuk sebagai setan dan kenapa harus diusir. 

Di Facebook, yang merupakan sosial media utama negara itu, banyak pengguna asal Myanmar yang mengganti foto profil menjadi foto Suu Kyi dan menyerukan boikot produk dari perusahaan yang terkait bisnis militer.

Baca Juga: Kudeta Myanmar: Dewan Keamanan PBB Segera Sidang Darurat Membahas Kudeta Militer di Myanmar

Reuters melaporkan, kalangan tenaga kesehatan mengancam mogok kerja, walau pandemi Covid-19 makin membesar dan berpotensi menjadi bersimaharajalela. 

Penulis : Edwin-Shri-Bimo

Sumber : Kompas TV


TERBARU