> >

Kudeta Myanmar: Pukuli Panci, Wajan, Perabotan Dapur dan Pencet Klakson, Warga Yangon Protes Kudeta

Kompas dunia | 3 Februari 2021, 06:05 WIB
Hiruk pikuk berisik suara wajan, panci, perabotan dapur dan suara klakson sahut-menyahut di seantero Yangon, Myanmar, sebagai tanda protes dan penolakan atas kudeta militer yang menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi, demikian dilansir dari Associated Press, Rabu (03/02/2021) (Sumber: CNA/AFP)

Menurut partainya, Liga Nasional Untuk Demorasi, Aung San Suu Kyi sudah mendapat firasat akan terjadi marabahaya, yang berwujud pada kudeta sehingga menyerukan kepada rakyat untuk menolak bila terjadi kudeta. 

Penguasa militer hari Selasa (02/02/2021) memberi peringatan kepada media dan publik, untuk menyebar kasak-kusuk di media sosial yang bisa menyulut kerusuhan dan menimbulkan instabilitas. 

Partai yang dipimpin Aung San Suu Kyi, Liga Nasional Untuk Demokrasi meraih kemenangan besar pada pemilu November kemarin, membuat malu partai yang didukung kelompok militer.

Baca Juga: Aksi Senam Aerobik dengan Latar Belakang Konvoi Militer Kudeta Myanmar, Ada Lagu “Ampun Bang Jago”

Hiruk pikuk berisik suara wajan, panci, perabotan dapur dan suara klakson sahut-menyahut di seantero Yangon, Myanmar, sebagai tanda protes dan penolakan atas kudeta militer yang menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi, demikian dilansir dari Associated Press, Rabu (03/02/2021) (Sumber: CNA/AFP)

Penguasa militer mengambil alih negara hari Senin, (01/02/2021) beralasan karena pemerintahan NLD dibawah Aung San Suu Kyi tidak menanggapi apalagi menindaklanjuti tudingan berbagai kecurangan pemilu yang ditengarai militer. 

Militer Myanmar, atau Tatmadaw, kemudian mengambil lih kendali negara dan menerapkan status darurat selama satu tahun ke depan.

Penasihat negara Aung San Suu Kyi, presiden, dan jajaran pemimpin pemerintahan dilaporkan sudah berada dibawah tahanan militer.

Wakil Presiden Myint Swe ditunjuk menjadi penjabat presiden dan militer memberlakukan status darurat selama satu tahun sekaligus akan menggelar pemilu baru.

Belum diketahui bagaimana nasib dan nyawa para pemimpin demoratis Myanmar tersebut, dan apakah pemerintahan yang digulingkan dapat kembali ikut pemilu. 

Penulis : Edwin-Shri-Bimo

Sumber : Kompas TV


TERBARU