Gara-gara T-Shirt Bergambar Kelelawar, Hubungan China Kanada Kembali Memanas
Kompas dunia | 2 Februari 2021, 23:17 WIBBEIJING, KOMPAS.TV – Pemerintah China telah mengajukan keluhan resmi ke Kanada terkait sebuah t-shirt yang dipesan oleh salah seorang staf Kedutaan Besar Kanada di Beijing, China. T-shirt yang dipolemikkan itu diduga mengejek China atas wabah virus corona yang kemudian merebak di seluruh dunia.
Dilansir dari Associated Press, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan kepada para wartawan pada Selasa (2/2) bahwa China telah meminta Kanada untuk menyelidiki insiden tersebut secara menyeluruh dan memberikan penjelasan pada China.
Baca Juga: Ahli WHO Mulai Selidiki Asal Mula Virus Corona di Wuhan China
Insiden tersebut mengemuka setelah sebuah produsen T-shirt mengunggah di internet China, bahwa seorang staf Kedutaan Besar Kanada di Beijing telah memesan sejumlah T-shirt bergambar kelelawar. T-shirt ini diduga merujuk pada virus yang berkembang di China yang berasal dari kelelawar dan lalu menular ke manusia di kota Wuhan, di mana sumber virus corona pertama kali dilaporkan pada akhir tahun 2019. Sejumlah media di Kanada mengatakan, logo yang disebut serupa kelelawar tersebut merupakan logo Wu-Tang Klan, kelompok hip-hop asal New York. Pihak berwenang Ottawa sendiri telah meminta maaf atas kesalahpahaman yang terjadi.
Pemerintah China sangat sensitif atas segala tuduhan yang menyebut negaranya sebagai sumber pandemi dan gagal merespon cepat saat kasus-kasus Covid-19 pertama dilaporkan di Wuhan.
Baca Juga: Kesaksian Warga China Usai Lakukan Swab Anal untuk Deteksi Covid-19: 'Tak Sampai 10 Detik'
T-shirt ini dilaporkan dipesan pada musim panas lalu dan masih belum jelas jika masih ada yang beredar.
Kontroversi terkait T-shirt ini kembali memanaskan hubungan antara kedua negara selama 2 tahun terakhir usai tuntutan China agar Kanada membebaskan seorang pejabat perusahaan komunikasi raksasa Huawei yang diekstradisi ke Amerika Serikat (AS) atas tuduhan penipuan di wilayah AS.
Meng Wanzhou, yang merupakan putri pendiri perusahaan tersebut, menyangkal tuduhan itu. China mengklaim bahwa kasus yang dituduhkan pada Wanzhoue dipicu oleh motif politik sebagai bagian upaya AS untuk melebarkan sayap ekonomi global AS. Pengacara Wanzhou berpendapat, proses hukum kliennya telah dilanggar, dan oleh sebab itu harus dibebaskan.
Baca Juga: Coronation, Film Dokumenter Garapan Aktivis China Soal Pandemi Corona di Wuhan
Kanada menangkap Wanzhou di bandara Vancouver pada akhir 2018. Sebagai aksi balasan, China menahan mantan diplomat Kanada Michael Kovrig dan pengusaha Kanada Michael Spavor, menetapkan sejumlah pembatasan terhadap ekspor Kanada ke China, dan menjatuhkan vonis hukuman mati pada penyelundup narkoba Kanada dalam sebuah sidang dadakan.
Penulis : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV