Kudeta Myanmar, AS Minta Aung San Suu Kyi Dibebaskan
Kompas dunia | 1 Februari 2021, 11:10 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken meminta agar militer Myanmar membebaskan Aung San Suu Kyi.
Suu Kyi yang merupakan pemimpin Partai Berkuasa Myanmar, Liga Nasional Demokrasi (NLD) ditangkap bersama Presiden Win Myint, dan sejumlah pemimpin pemerintahan.
Mereka ditangkap, Senin (1/2/2021) dini hari waktu setempat. Militer Myanmar pun mengakui telah melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang sah.
Baca Juga: Kudeta Myanmar: Militer Ambil Alih Negara Satu Tahun ke Depan
Hal ini dilatari ketidakpuasaan militer terhadap hasil pemilu, 8 November lalu, yang dimenangkan oleh NLD, dengan 83 persen kursi di parlemen.
Militer Myanmar menegaskan telah mengambil alih pemerintahan selama setahun ke depan.
Blinken melihat apa yang dilakukan oleh militer Myanmar membuat AS merasa prihatin dan melakukan kewaspadaan yang serius.
Baca Juga: Aung San Suu Kyi, Pemberani Lawan Junta Militer Myanmar dan Dihujat karena Muslim Rohingya
“Kami meminta pemimpin militer Myanmar untuk membebaskan semua pejabat pemerintah dan pemimpin masyarakat sipil, serta menghormati keinginan masyarakat Myanmar pada pemilu, 8 November,” ujar Blinken dilansir dari Reuters.
“AS berdiri di posisi masyarakat Myanmar dengan aspirasi mereka untuk demokrasi, kebebasan, perdamaian dan pembangungan. Militer harus menghentikan aksi mereka secepatnya,” lanjut dia.
Baca Juga: Iran Tolak Ide Prancis untuk Sertakan Arab Saudi untuk Kesepakatan Nuklir Baru
Sementara itu, Juru Bicara Gedung Putih, Jen Psaki menegaskan Pemerintah AS mengutuk kudeta militer yang terjadi di Myanmar.
“AS telah mewaspadai laporan militer Myanmar yang sudah mengambil langkah yang merusak transisi demokrasi negara itu, termasuk penangkapan Aung San Suu Kyi dan pejabat lainnya,” ujarnya dikutip dari AP.
Psaki juga mengungkapkan bahwa Presiden Joe Biden telah diberikan laporan perkembangannya.
Penulis : Haryo-Jati
Sumber : Kompas TV